Gangguan hormon estrogen dan progesteron sering kali menyebabkan gangguan menstruasi, penambahan berat badan, rasa panas di dada, dan insomnia.
Ketidakseimbangan hormon adalah kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tertentu, yang berdampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidup. Ketidakseimbangan hormon sering menyebabkan masalah-masalah berikut.
Nafsu makan dan penambahan berat badan
Kenaikan berat badan seringkali disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak, pati, gula, dan kurang olahraga. Namun, banyak wanita yang menerapkan pola makan sehat tetap memiliki lemak perut akibat gangguan hormonal.
Penurunan kadar estrogen berdampak besar pada hormon leptin (hormon yang mengendalikan nafsu makan dan metabolisme tubuh). Leptin diproduksi oleh jaringan lemak dan berperan penting dalam pengaturan berat badan.
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan penambahan berat badan dalam bentuk penyimpanan lemak. Misalnya, kelebihan kortisol dan rendahnya hormon tiroid (hipotiroidisme) berkontribusi terhadap obesitas.
Menstruasi tidak teratur
Ketidakseimbangan hormon merupakan penyebab umum menstruasi tidak teratur. Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron mengganggu siklus ovulasi, yang umum terjadi selama masa pubertas, kehamilan, dan perimenopause.
Kesulitan tidur
Progesteron, hormon yang diproduksi oleh ovarium, membantu wanita tidur. Kadar hormon yang rendah ini dapat menyulitkan wanita untuk tidur, menyebabkan rasa panas dan keringat malam.
Jerawat
Jerawat sebelum atau selama menstruasi memang normal, tetapi jerawat yang berkepanjangan bisa jadi merupakan gejala masalah hormonal. Androgen yang berlebihan dapat menyebabkan kelenjar minyak bekerja berlebihan, memengaruhi sel-sel kulit dan folikel rambut di sekitarnya, yang menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat.
Gangguan hormonal menyebabkan suasana hati yang buruk dan jerawat. Foto: Freepik
Kulit kering
Perubahan hormon dapat menyebabkan kulit kering. Hal ini dapat terjadi selama menopause karena kulit secara alami menipis dan tidak dapat mempertahankan kelembapan secara optimal. Wanita dengan gangguan hormon tiroid juga mengalami kondisi ini. Dokter kulit dapat memberikan saran perawatan kulit yang tepat.
Perubahan suasana hati
Penurunan hormon dapat menyebabkan suasana hati yang buruk dan kesedihan. Estrogen memengaruhi zat kimia otak penting seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Rambut rontok
Rambut menjadi lemah, tipis, dan rapuh jika tidak mendapatkan cukup vitamin dan mineral esensial. Sindrom pramenopause menyebabkan kadar hormon estrogen dan progesteron menurun drastis, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur, keringat malam, penambahan berat badan, dan rambut rontok. Wanita juga sering mengalami kerontokan rambut selama kehamilan atau setelah mengonsumsi pil KB.
Le Nguyen (Menurut WebMD )
Pembaca mengajukan pertanyaan tentang kesehatan seksual di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)