Di babak kualifikasi Piala Dunia pertama mereka, Indonesia membuat kejutan besar dengan menahan imbang dua lawan tangguh, Arab Saudi dan Australia. Pelatih Shin Tae-young dan timnya saat ini mengoleksi 2 poin setelah 2 pertandingan, menempati posisi ke-4 Grup C dengan rekor tak terkalahkan.
Pada FIFA Days bulan Oktober, Indonesia akan menghadapi Bahrain dan Tiongkok, tim yang lebih lemah dari dua lawan yang mereka hadapi. Namun, Bapak Erick Thohir, Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), menginginkan para pemain bermain sebagai tim yang tidak diunggulkan, karena mereka tidak lagi memiliki keuntungan bermain di kandang sendiri.
"Jangan berpikir Indonesia setara dengan dua lawan berikutnya. Kita masih underdog. Target tim adalah meraih poin melawan Bahrain dan Tiongkok," demikian pernyataan Bapak Thohir di laman PSSI.
Indonesia bertujuan untuk mencetak poin melawan Bahrain dan China.
Tiga tahun lalu, tim-tim membutuhkan setidaknya 12 poin setelah 10 pertandingan untuk lolos ke babak keempat Piala Dunia 2022. Sepak bola Indonesia memiliki ambisi yang lebih tinggi. Mereka menargetkan 15 poin setelah 10 pertandingan di Grup C, untuk hampir pasti lolos ke babak keempat, atau, jika lebih beruntung, langsung ke putaran final Piala Dunia.
Bahrain dan Tiongkok merupakan dua pesaing langsung Indonesia untuk memperebutkan posisi ke-3 dan ke-4 di Grup C. Oleh karena itu, pelatih Shin Tae-young dan anak didiknya perlu meraih hasil positif melawan kedua lawan tersebut. Mereka bahkan harus mengalahkan Tiongkok, dan menjadikannya sebagai motivasi untuk menghadapi Jepang (November).
Indonesia mendatangkan dua pemain berkualitas tepat sebelum pemusatan latihan Oktober. Mereka berhasil menaturalisasi dua pemain asal Belanda, Mees Hilgers (Twente) dan pemain sayap Eliano Reijnders (PEC Zwolle). Bek tengah Hilgers bahkan mempertahankan kewarganegaraan Belandanya saat melawan Man Utd di Liga Europa pada bulan September.
Para suporter Tiongkok memprotes keputusan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders untuk bermain. Mereka mengatakan bahwa Indonesia terlalu cepat menaturalisasi kedua pemain tersebut dan kedua pemain tersebut belum dilantik di Indonesia. Menanggapi hal ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia mengatakan: "Tuduhan mereka hanyalah serangan psikologis. Kami belum menerima pernyataan resmi dari Tiongkok. FIFA juga telah setuju untuk membiarkan kedua pemain baru kami bermain."
Indonesia telah menghadapi Tiongkok 13 kali sejak 1980. Mereka menang 2 kali, seri 2 kali, dan kalah 9 kali. Terakhir kali Indonesia mengalahkan Tiongkok adalah di Piala Raja 1987, turnamen yang berlangsung 37 tahun lalu.
Namun, Indonesia berada dalam performa yang jauh lebih baik daripada Tiongkok. Negara berpenduduk satu miliar jiwa ini kalah dalam dua pertandingan pembuka melawan Jepang (0-7) dan Arab Saudi (1-2).
Indonesia belum pernah mengalahkan China sejak 1987.
Bahrain diperkirakan akan menjadi lawan yang lebih tangguh daripada Tiongkok. Indonesia hanya mengalahkan Bahrain sekali di babak penyisihan grup Piala Asia 2007 dan kalah di tiga pertandingan tersisa.
Di kualifikasi Piala Dunia 2010, Indonesia bahkan kalah 0-10 dari Bahrain. Ketua tim Indonesia, Bapak Sumardji, mengatakan timnya kini berada di posisi yang berbeda: "Tidak apa-apa jika lawan meremehkan kami. Indonesia siap membuktikan bahwa tim ini tidak selemah sebelumnya."
Indonesia saat ini berada di peringkat ke-4 Grup C. Mereka tertinggal 1 poin dari Bahrain dan unggul 2 poin dari Tiongkok. Jika berhasil mengalahkan Bahrain dan Tiongkok, Indonesia akan menjadi tim pertama yang memenangkan 2 pertandingan di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/du-doi-hinh-nhap-tich-tuyen-indonesia-tham-vong-cao-o-vong-loai-world-cup-ar901027.html
Komentar (0)