Trillium Asset Management, salah satu pemegang saham Alphabet (perusahaan induk Google) senilai $135 juta, baru saja mengajukan permintaan transparansi dalam AI (kecerdasan buatan) dan algoritma pada rapat umum tahunan 2023. Perwakilan dana tersebut mengatakan bahwa algoritma dapat menyebabkan hasil yang berbahaya di beberapa bidang seperti peradilan dan kedokteran, dan bahwa akuntabilitas dan transparansi diperlukan "untuk mengetahui apakah teknologi ini aman bagi masyarakat," ujar Trillium.
Ini bukan pertama kalinya yayasan tersebut meminta transparansi kepada Alphabet. Trillium pernah mengajukan permintaan serupa sebelum AI ChatGPT milik OpenAI meledak di awal tahun 2023. Google menolak kedua permintaan tersebut.
Google menyimpan beberapa rahasia tentang algoritma dan AI untuk melindungi diri dari orang jahat
Menurut raksasa pencarian tersebut, informasi tentang algoritma tersebut bersifat publik di situs web, begitu pula transparansi tentang bagaimana YouTube mengelola konten yang disarankan untuk pengguna. Namun, algoritma kepemilikan yang menjadi dasar operasi bisnis perusahaan tidak dapat dipublikasikan.
"Transparansi algoritmik juga perlu mempertimbangkan risiko ketika informasi dieksploitasi oleh pelaku kejahatan, yang memengaruhi privasi pengguna dan mengungkapkan informasi komersial yang sensitif," jelas Google.
Tn. Sundar Pichai - CEO Google berkomentar bahwa AI akan berdampak pada semua bidang kehidupan, termasuk perawatan kesehatan , dan menegaskan bahwa perusahaan mendekati kecerdasan buatan "secara bertanggung jawab" untuk membuat teknologi ini lebih bermanfaat.
Pengumuman perusahaan dan permintaan dana Trillium ini muncul di tengah pesatnya perkembangan AI, serta kekhawatiran dari pengguna dan industri teknologi. Mei lalu, Geoffrey Hinton, seorang insinyur AI perintis, meninggalkan Google dan memperingatkan tentang bahaya chatbot berbasis AI.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)