Japan Airlines (Jepang) dengan cepat mengidentifikasi penyebabnya dan menyelesaikan insiden tersebut, setelah diserang oleh serangan siber yang memengaruhi lebih dari 10 penerbangan.

Pesawat Japan Airlines di Bandara Haneda di Tokyo
Japan Airlines mengatakan pada tanggal 26 Desember bahwa serangan siber memengaruhi penerbangan domestik dan internasional, tetapi maskapai kemudian menentukan penyebabnya dan menangani insiden tersebut.
Televisi NHK mengatakan sistem pemeriksaan bagasi maskapai tersebut mengalami masalah yang memengaruhi lebih dari 10 penerbangan di beberapa bandara Jepang, tetapi tidak ada pembatalan massal atau gangguan besar.
Japan Airlines (JAL) adalah maskapai penerbangan terbesar kedua di negara ini setelah All Nippon Airways (ANA).
"Kami telah mengidentifikasi dan menyelesaikan penyebab insiden. Kami sedang memeriksa status pemulihan sistem. Penjualan tiket untuk penerbangan domestik dan internasional yang berangkat hari ini telah ditangguhkan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," tulis JAL di media sosial X.
AFP mengutip juru bicara JAL yang mengonfirmasi bahwa perusahaan telah terkena serangan siber. JAL mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa gangguan jaringan dimulai pukul 07.24 pagi pada tanggal 26 Desember. Maskapai kemudian mengisolasi sementara perangkat yang sedang bertukar data antar jaringan yang menyebabkan gangguan pada pukul 08.56 pagi.
Saham JAL turun sebanyak 2,5% dalam perdagangan pagi setelah berita itu tersiar, sebelum sedikit pulih.
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) menyatakan pada tahun 2023 bahwa mereka telah diretas oleh aktor tak dikenal, tetapi tidak ada informasi sensitif tentang roket atau satelit yang diakses. Tahun lalu, pelabuhan Nagoya di Jepang juga terkena serangan ransomware.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/hang-hang-khong-nhat-ban-bi-tan-cong-mang-nhieu-chuyen-bay-bi-anh-huong-185241226101700466.htm
Komentar (0)