Kepala sekolah yang ikut serta dalam ujian kelulusan bukan lagi hal yang asing bagi guru di semua jenjang.
Observasi kelas tak terjadwal dianggap sebagai kegiatan untuk membantu kepala sekolah dan wakil kepala sekolah memeriksa dan memahami situasi belajar mengajar guru dan siswa. Jadi, menurut peraturan saat ini, apakah kepala sekolah diperbolehkan berpartisipasi dalam observasi kelas tak terjadwal terhadap guru?
Apakah kepala sekolah diizinkan melakukan observasi kelas yang mengejutkan?
Dokumen hukum tentang peraturan sekolah dengan jelas menyatakan tugas dan wewenang kepala sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah adalah orang yang mengelola staf dan guru sekolah; orang yang menyusun rencana pengembangan kapasitas profesional guru; melakukan evaluasi guru...
Mengamati pelajaran merupakan kegiatan yang cukup lazim di setiap jenjang pendidikan. (Ilustrasi)
Saat ini Undang-Undang belum mengatur secara spesifik apakah kepala sekolah diperbolehkan melakukan observasi kelas tidak terjadwal atau tidak, namun berdasarkan ketentuan tugas dan wewenang kepala sekolah sebagaimana tersebut di atas serta pelaksanaan observasi kelas yang nyata di sekolah, ditegaskan bahwa kepala sekolah diperbolehkan melakukan observasi kelas tidak terjadwal.
Observasi mendadak kepala sekolah terhadap guru merupakan kegiatan penilaian dan pemeriksaan terhadap guru-guru yang berada di lingkungan sekolah, dalam lingkup fungsi dan wewenang kepala sekolah.
Disamping itu, observasi kelas tak terduga mempunyai banyak peranan penting seperti mengecek mutu pengajaran guru, menciptakan fleksibilitas bagi guru, meningkatkan rasa tanggung jawab guru, memahami status belajar siswa, dan lain sebagainya.
Guru yang melakukan observasi akan dapat mengamati dan mendapatkan wawasan tentang sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa selama pembelajaran. Dari sana, mereka dapat memberikan umpan balik kepada guru atau berdiskusi dengan orang tua siswa tentang masalah yang mungkin mereka hadapi.
Tidak ada jumlah jam observasi yang wajib
Undang-Undang Pendidikan Tahun 2019 dan banyak dokumen relevan lainnya yang berlaku saat ini tidak memiliki peraturan khusus tentang kegiatan observasi kelas. Sebelumnya, kegiatan observasi kelas diatur dalam Poin a, Klausul 2, Pasal 7 Surat Edaran 12/2009 (yang telah berakhir masa berlakunya).
Secara khusus, setiap tahun ajaran, sekolah secara efektif melaksanakan kegiatan seperti observasi kelas, konferensi pengajaran, demonstrasi pengajaran, dan kompetisi untuk guru-guru unggul di semua tingkatan.
Pimpinan sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah) memastikan hadir minimal 1 kali jam pelajaran/guru; ketua kelompok dan wakil ketua kelompok memastikan hadir minimal 4 kali jam pelajaran/guru bagi guru golongan profesi; setiap guru melaksanakan minimal 2 kali perkuliahan dengan penerapan teknologi informasi, 4 kali jam pelajaran berupa konferensi pengajaran atau demonstrasi mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah dan 18 kali jam pelajaran melakukan observasi terhadap rekan sejawat di dalam maupun di luar sekolah.
Namun, Surat Edaran 12 digantikan oleh Surat Edaran 42/2012 dan pada tahun 2018 digantikan oleh Surat Edaran 18/2018. Kedua surat edaran ini tidak lagi mengatur kegiatan observasi guru.
Berdasarkan isi uraian di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada lagi ketentuan khusus mengenai observasi guru dan lamanya jam observasi akan ditentukan oleh pihak sekolah sendiri.
Bahasa Inggris Bahasa Inggris
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/hieu-truong-co-duoc-phep-du-gio-dot-xuat-giao-vien-ar929314.html
Komentar (0)