"Tiga satelit Iran telah berhasil diluncurkan ke orbit untuk pertama kalinya," lapor TV pemerintah Iran. Sistem roket Simorgh dua tahap membawa satelit-satelit tersebut dan meluncurkannya ke orbit setidaknya 450 kilometer di atas permukaan bumi.
Sistem roket peluncur satelit Simorgh (Phoenix) Iran berada di landasan peluncuran di lokasi yang dirahasiakan pada 28 Januari 2024. Foto: Kementerian Pertahanan Iran
Kantor berita resmi IRNA mengatakan satelit Mahda berbobot sekitar 32 kg dan dikembangkan oleh Badan Antariksa Iran dan dirancang untuk menguji subsistem satelit canggih.
Dua sisanya, Kayhan 2 dan Hatef, masing-masing berbobot kurang dari 10 kg, dimaksudkan untuk menguji teknologi penentuan posisi berbasis ruang angkasa dan komunikasi pita sempit, tambah IRNA.
Minggu lalu, Garda Revolusi Iran mengirim satelit penelitian Soraya ke luar angkasa.
Inggris, Prancis, dan Jerman mengecam peluncuran tersebut. Negara-negara Barat telah berulang kali memperingatkan Iran agar tidak melakukan peluncuran semacam itu, dengan mengatakan bahwa teknologi yang sama dapat digunakan untuk rudal balistik, termasuk yang dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.
Iran telah membantah bahwa mereka sedang mengembangkan senjata nuklir dan bahwa peluncuran satelit serta rudalnya hanya untuk tujuan sipil atau pertahanan. Iran telah mengalami beberapa kegagalan peluncuran satelit di masa lalu.
Peluncuran sukses satelit militer pertama mereka ke orbit, Nour-1, pada April 2020 menuai kritik keras dari AS.
Teheran telah menjadi sasaran sanksi AS sejak Washington menarik diri pada tahun 2018 dari kesepakatan nuklir, yang memberikan keringanan sanksi kepada Iran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya.
Iran selalu membantah ambisi apa pun untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir, bersikeras bahwa kegiatannya sepenuhnya untuk tujuan damai .
Mai Anh (menurut AFP, CNA, Reuters)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)