Haru (dari Jepang) baru-baru ini bepergian ke Vietnam, mengunjungi banyak destinasi terkenal seperti Hanoi, Ha Long (Quang Ninh), Nha Trang (Khanh Hoa),...
Karena ia terbang langsung dari Bandara Internasional Kansai (Osaka, Jepang) ke Bandara Noi Bai, Haru memilih Hanoi sebagai perhentian pertama dalam perjalanannya untuk menjelajahi daratan berbentuk S itu.

Setelah penerbangan 5 jam dan tiba di Bandara Noi Bai hampir pukul 19.00, Haru mengatakan ia "sangat lapar hingga tak bisa berbuat apa-apa." Maka, ia memutuskan untuk makan malam di restoran yang terletak tepat di ruang tunggu bandara.
"Sekarang jam 19.30. Perjalanan dari bandara ke hotel dengan taksi memakan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam. Sudah cukup larut, jadi banyak restoran mungkin tutup. Jadi saya memutuskan untuk makan malam di sini," kata Haru.
![]() | ![]() |
Tempat makan malam yang dikunjungi turis wanita Jepang tersebut adalah sebuah restoran yang khusus menyajikan hidangan pho tradisional Vietnam. Di sana, ia memesan menu kombo (menu yang menggabungkan hidangan utama, minuman, dan hidangan penutup) yang terdiri dari semangkuk pho daging sapi dengan satu jenis daging, sepiring buah-buahan campur, dan minuman ringan berkarbonasi seharga 830 yen (hampir 150.000 VND).
Saat makanan disajikan, Haru langsung terkesan dengan penyajian pho yang cantik, lengkap dengan tauge, herba, lemon, dan cabai. "Wah, ini hidangan yang wajib saya coba kalau ke Vietnam," serunya.

Haru bercerita bahwa orang Jepang sangat serius dalam budaya makan, jadi "sangat tidak baik menyeruput pho seperti biasa." Karena itu, ia dengan cekatan mengambil pho dengan sendok dan perlahan-lahan membawanya ke mulut untuk menikmatinya.
Turis wanita tersebut berkomentar bahwa pho daging sapinya sangat lezat, mi-nya tipis, lembut, dan kenyal, serta kuahnya manis dan menarik. Daging sapi yang digunakan sepenuhnya berasal dari sapi Australia. Kuah pho di sini direbus dari tulang sapi selama 24 jam, dicampur dengan berbagai rempah-rempah seperti bawang bombai, jahe bakar, kapulaga, adas bintang, cengkeh, biji ketumbar, batang kayu manis, dll.
Untuk meningkatkan cita rasa hidangan, Haru juga menambahkan tauge, rempah-rempah, dan irisan cabai segar ke dalam mangkuk pho.
"Taoge-nya renyah, dan daunnya beraroma serai. Ada banyak touge di Jepang, tapi saya belum pernah memakannya mentah-mentah seperti ini. Saya tahu cabai di Vietnam sangat pedas, jadi sepotong kecil saja sudah cukup untuk dimasukkan ke dalam pho," ujarnya.

Tamu Jepang tersebut berkomentar bahwa harga 150.000 VND untuk satu porsi makanan lengkap termasuk hidangan utama, minuman, dan hidangan penutup cukup terjangkau. "Saya baru saja mencoba Pho di bandara dan merasa makanan di sini cukup murah. Kalau makan di restoran lokal, mungkin harganya akan lebih murah," tambah Haru.
Tak hanya terkesan dengan kuliner lokalnya, gadis muda itu juga mengungkap alasan mengapa Hanoi menjadi destinasi yang layak dikunjungi, yakni karena sejumlah alasan seperti: Transportasi yang nyaman dengan banyak penerbangan langsung dari Jepang; Masa berlaku visa hingga 45 hari; Wifi gratis di mana-mana dan biaya hidup yang terjangkau.
Foto: Haru Daily









Komentar (0)