Pada tanggal 18 November, informasi dari Badan Investigasi Kepolisian Provinsi Hai Duong mengatakan bahwa unit tersebut telah mengeluarkan keputusan untuk mendakwa kasus tersebut dan mendakwa Pham Van Trung (36 tahun, tinggal di Hai Duong) untuk menyelidiki tindakan pengangkutan narkoba secara ilegal.
Menurut dokumen investigasi, sekitar pukul 09.55 pagi tanggal 17 Oktober, Departemen Investigasi Kejahatan Narkoba, Kepolisian Provinsi Hai Duong, berkoordinasi dengan Kepolisian Kota Hanoi , Departemen Bea Cukai Kota Hanoi dan beberapa unit lainnya menemukan Tn. Hoang Van L. (42 tahun, tinggal di Kota Hai Duong), seorang pengirim barang, datang untuk menerima paket yang diduga berisi narkoba di lokasi pengiriman ekspres di Jalan Dien Bien Phu (Kota Hai Duong).
Pham Van Trung dan hampir 7 kg narkoba disita oleh polisi.
Pada saat yang sama, di sisi berlawanan, kepolisian menemukan Pham Van Trung mengendarai mobil dengan perilaku yang tidak biasa, sehingga mereka memanggil Trung dan Tn. L. ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Polisi membuka paket itu dan menemukan banyak tas berisi total hampir 6.993 gram MDMA dan banyak barang lainnya.
Trung mengaku pernah bertemu dengan seorang pria bernama Hung yang tinggal di Jerman melalui media sosial. Sebelum penangkapannya, Hung menghubungi Trung melalui media sosial untuk meminta imbalan 5 juta VND yang dikirim dari Jerman untuk menerima paket berisi narkoba.
Menurut perwakilan Departemen Investigasi Kejahatan Narkoba, Kepolisian Provinsi Hai Duong, belakangan ini, metode dan trik para pelaku kejahatan semakin canggih. Para tersangka dalam jaringan ini terorganisir secara tertutup dan ketat, terbagi dalam banyak jembatan penyeberangan, dan setiap jembatan penyeberangan hanya mengenal jembatannya sendiri untuk menghindari terungkapnya seluruh jaringan.
Narkoba dicampur dengan barang, terkadang disamarkan dalam karton susu, produk seperti permen, atau berbagai bentuk lainnya. Para tersangka gembong narkoba di luar negeri seringkali mentransfer narkoba dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian bantuan hukum timbal balik dengan Vietnam untuk menghindari penangkapan.
Selain itu, penjahat menggunakan pengiriman ekspres dan tim pengirim. Dengan metode ini, tersangka yang menerima barang selalu proaktif, mengendalikan waktu dan lokasi pengiriman, serta selalu memantau barang secara diam-diam untuk memastikan barang diterima dengan aman. Jika tidak, mereka akan meninggalkan barang tersebut.
Kasus ini sedang diselidiki lebih lanjut dan diklarifikasi oleh Departemen Kepolisian Provinsi Hai Duong.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)