Dari mimpi kecil menjadi taman seluas 30 m²
“Saya sudah lama bermimpi memiliki kebun sayur kecil, tetapi saya baru bisa mewujudkannya di awal tahun 2024. Ini adalah hasrat sekaligus keinginan keluarga saya untuk menggunakan makanan yang bersih, dan di saat yang sama, saya ingin suami, istri, dan anak-anak saya memiliki tempat untuk bersantai setelah bekerja dan belajar,” ungkap Ibu Dan Vy (36 tahun, tinggal di Dak Lak ).
Taman loteng hijau nan asri milik Ibu Vy. FOTO: NVCC
Berbeda dengan taman atap pada umumnya di perkotaan, taman Ibu Vy dirancang di loteng yang telah dialihfungsikan dari tempat parkir di depan rumah. Sebuah struktur rangka besi yang kokoh dibangun, dengan lantai dan tangga terpisah menuju taman seluas sekitar 30 meter persegi. Ia menyebutnya "loteng penyembuhan", tempat untuk menanam tanaman, bersantai, dan menikmati kesegaran di tengah kesibukan hidup.
FOTO: NVCC
Beberapa buah di kebun Ibu Vy. FOTO: NVCC
Ibu Vy mengatakan biaya awal sekitar 50 juta VND, sebagian besar untuk investasi rangka besi kokoh yang mampu menahan beban tanah dan perlengkapan berkebun. Komponen utama seperti pembuatan rangka, lantai, pot, jaring, dan atap semuanya dikerjakan sendiri oleh pasangan tersebut, meskipun seringkali pengangkutannya agak sulit karena tangganya cukup curam dan tinggi.
Awalnya, ia kesulitan mengolah tanah, memilih benih, memilih pupuk, dan sebagainya, sehingga biayanya membengkak. Kemudian, berkat pembelajaran dari kelompok tani, ia belajar cara memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia untuk membuat pupuk organik, yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Tomat matang dipanen oleh Ibu Vy di kebunnya sendiri.
FOTO: NVCC
Apel hijau segar yang ditanam dan dirawat oleh Ibu Vy
FOTO: NVCC
Berkat kebun ini, keluarga Vy bisa makan sayur dan buah segar setiap hari. FOTO: NVCC
Metode pengomposan yang diterapkan Ibu Vy didasarkan pada bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti ampas tebu, pisang matang, ampas kopi, kulit telur, dll., yang dikomposkan dalam kotak styrofoam berlubang, dicampur dengan ragi dedak padi, abu sekam padi, dan pupuk kandang. Setelah 1-2 bulan, campuran tersebut akan terurai menjadi pupuk organik yang gembur, tidak berbau, dan kaya akan mikroorganisme bermanfaat.
"Bahan terpenting dalam proses pengomposan ini adalah ragi dedak padi. Ragi ini membantu bahan-bahan terurai lebih cepat, tidak berbau busuk, dan menambahkan banyak mikroorganisme bermanfaat yang sangat baik untuk tanah," ujar Ibu Vy.
Taman hijau nan rimbun milik seorang wanita 8X. FOTO: NVCC
Dengan pengalamannya, Ibu Vy mengatakan bahwa ketika berkebun, setiap faktor penting, tetapi pengolahan dan pencampuran tanah mungkin yang paling penting.
Sayuran dan buah-buahan rumahan adalah cinta sejati
"Di era di mana barang palsu dan asli dicampur, tak seorang pun yakin apa yang mereka makan setiap hari. Saya menyadari satu hal sederhana namun tak ternilai harganya, yaitu menanam sayuran bersih untuk keluarga saya, adalah cinta sejati," kata Vy. Ia mengatakan bahwa menanam sayuran dengan metode organik, tanpa pupuk kimia, bukanlah jalan yang mudah. "Namun sebagai imbalannya, keluarga saya memiliki makanan yang bersih. Sayuran dan buah-buahan yang saya tanam sendiri adalah hadiah yang berharga," kata Vy.
Bagi Ibu Vy, berkebun memang pekerjaan yang berat, tetapi sebagai imbalannya, keluarga dapat menikmati sayur dan buah yang bersih. FOTO: NVCC
Kebun ini bukan hanya tempat untuk menghasilkan berbagai makanan bersih seperti: melon, semangka, labu, mentimun, selada, cabai, bawang merah, ketumbar, pare, apel, tomat... tetapi juga menjadi titik temu dan tempat penyembuhan bagi keluarga Ibu Vy. "Kebahagiaan itu ketika setiap pagi naik ke teras, melihat daun sawi hijau yang rimbun, semak bawang yang harum, tanaman tomat dengan buah merah. Dan anak-anak punya tempat bermain, membantu orang tua mereka menanam sayuran, dan memanen," ujarnya.
Taman hijau nan rimbun ini tercipta berkat kerja keras dan kegigihan Vy dan suaminya. FOTO: NVCC
Dalam masyarakat di mana makanan menjadi sumber kebingungan, hamparan sayuran yang ditanam oleh para ibu dan istri tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri.
"Saya tidak pernah menyangka akan menjadi petani seperti sekarang. Semakin banyak saya menanam, semakin saya menyukainya," ujarnya sambil berpesan: "Kalau ada yang pernah ingin memulai tapi belum berani, saya cuma mau bilang, cobalah saja. Tidak perlu kebun yang luas, tidak perlu banyak pengalaman. Cukup beberapa pot kecil, sedikit sinar matahari, sedikit tanah, dan perawatan harian saja sudah cukup."
Dalam setiap santapan keluarga Ibu Vy, selalu ada sayur-sayuran hijau dan buah-buahan hasil kebun sendiri.
FOTO: NVCC
Dalam perjalanannya menabur benih, perempuan ini tak hanya menanam sayuran, tetapi juga menumbuhkan harapan, kebaikan, dan kedamaian bagi orang-orang terkasihnya. "Rasanya menyantap semangkuk sup manis dari sayuran yang saya tanam sendiri, atau memberi makan anak saya sepotong semangka merah cerah yang saya rawat sendiri sungguh membahagiakan," ujar Ibu Vy.
Sumber: https://thanhnien.vn/khu-vuon-30-m-xanh-muot-voi-nhieu-rau-trai-sach-cua-mot-phu-nu-xinh-dep-185250704142729122.htm
Komentar (0)