Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Akankah harga lada "bertahan" dari tekanan persaingan?

Báo Công thươngBáo Công thương17/10/2024

[iklan_1]

Pasar lada menghadapi kondisi yang fluktuatif, dengan persaingan ketat antarnegara produsen yang sangat memengaruhi harga. Vietnam, yang dulu dikenal sebagai "raja lada dunia ", menghadapi tantangan besar dari Indonesia, pesaing yang semakin menegaskan posisinya di pasar internasional.

Dalam konteks pasokan lada global yang masih sangat besar, terutama dari pasar konsumen utama seperti Cina, India, dan negara-negara Eropa, ke arah mana harga lada akan bergerak besok, 18 Oktober 2024?

Dapatkah harga lada mempertahankan momentum pertumbuhannya atau akankah terpengaruh oleh tekanan persaingan dari Indonesia, yang memanfaatkan musim panen lada untuk meningkatkan ekspor?

Analisis yang lebih mendalam terhadap pasar lada menunjukkan bahwa banyak faktor yang memengaruhi harga:

Permintaan lada global masih sangat tinggi, terutama dari pasar seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Eropa. Hal ini mendorong kenaikan harga lada.

Pasokan lada Vietnam menghadapi kesulitan akibat kekeringan berkepanjangan. Kekeringan ini telah berdampak signifikan terhadap produktivitas dan kualitas tanaman lada, sehingga menyebabkan penurunan pasokan yang signifikan. Panen tahun 2025 diperkirakan akan tertunda, terutama terkonsentrasi pada Februari 2025 dan berlanjut hingga Maret dan April di beberapa wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan lada domestik akan terus terbatas di masa mendatang.

Indonesia semakin mengukuhkan posisinya di pasar lada dunia dengan meningkatkan produksi dan ekspor. Negara ini memanfaatkan musim panen lada untuk meningkatkan ekspor ke pasar konsumen utama, termasuk Tiongkok.

Dự báo giá tiêu ngày 18/10/2024: Liệu giá tiêu có 'vượt sóng' trước áp lực cạnh tranh?
Prakiraan harga lada pada 18 Oktober 2024: Akankah harga lada 'bertahan' dari tekanan persaingan?

Pertumbuhan ekspor lada Indonesia yang kuat telah menciptakan tekanan kompetitif yang lebih besar bagi negara-negara pengekspor lainnya, terutama Vietnam.

Menurut data Bea Cukai Tiongkok, pada Agustus 2024, impor lada negara itu mencapai 890 ton, senilai 5,8 juta USD, turun 54,7% dalam volume dan 36,8% dalam nilai dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi naik 23,7% dalam volume dan 80,9% dalam nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam 8 bulan pertama tahun ini, Tiongkok mengimpor 7.484 ton lada, senilai 36,1 juta dolar AS, naik 21,9% dalam volume dan 41% dalam nilai dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan lada di pasar Tiongkok masih sangat besar.

Namun, dalam 8 bulan pertama tahun ini, harga impor lada Tiongkok rata-rata mencapai 4.825 USD/ton, naik 15,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, harga impor rata-rata dari Indonesia meningkat 10,9% menjadi 4.611 USD/ton; sementara harga impor dari Vietnam meningkat 24,1% menjadi 4.708 USD/ton.

Dua pasar pasokan lada utama bagi Tiongkok dalam 8 bulan pertama tahun ini masih Indonesia dan Vietnam, yang menguasai total 90% pangsa pasar lada impor.

Indonesia muncul sebagai pemasok lada terbesar ke Tiongkok dengan 4.399 ton, meningkat tajam sebesar 53,2% dibandingkan periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin mengukuhkan posisinya di pasar lada dunia, terutama di pasar Tiongkok.

Penurunan ekspor lada ke Tiongkok akan berdampak signifikan terhadap industri lada Vietnam, terutama di provinsi-provinsi Dataran Tinggi Tengah. Para pelaku bisnis perlu mencari pasar baru dan mendiversifikasi produk untuk meminimalkan risiko. Pertumbuhan ekspor lada yang kuat akan membawa banyak manfaat bagi industri lada Indonesia, sekaligus menciptakan tekanan kompetitif yang lebih besar bagi negara-negara pengekspor lainnya.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa harga lada dari Indonesia lebih kompetitif dibandingkan Vietnam karena negara ini sedang dalam musim panen lada, sehingga pasokannya melimpah. Hal ini dapat menjadi salah satu alasan utama peningkatan tajam ekspor lada dari negara ini ke Tiongkok belakangan ini.

Menurut data terbaru dari Asosiasi Lada dan Rempah Vietnam (VPSA), ekspor lada Vietnam ke China dalam 9 bulan pertama tahun ini (termasuk saluran resmi dan tidak resmi) mencapai 8.905 ton, turun tajam sebesar 84,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan Ptexim menilai pasar lada masih lesu akibat rendahnya permintaan di sebagian besar pasar utama seperti AS, Tiongkok, Uni Eropa (UE), dan Timur Tengah. Ketegangan di Timur Tengah masih berlangsung, sehingga membatasi permintaan impor.

Berdasarkan faktor-faktor analisis, dapat diprediksi bahwa harga lada besok, 18 Oktober 2024, akan terus mengalami tekanan penurunan akibat persaingan yang ketat dari Indonesia. Namun, permintaan konsumsi global masih sangat tinggi, sehingga menciptakan momentum bagi kenaikan harga lada.

Untuk mempertahankan posisinya di pasar internasional, industri lada Vietnam perlu berfokus pada: Memastikan kualitas lada Vietnam memenuhi standar tinggi agar dapat bersaing dengan produk dari Indonesia. Membuka pasar baru untuk meminimalkan risiko ketergantungan pada satu pasar. Mengembangkan produk lada olahan, produk rempah, dan produk kelas atas untuk meningkatkan nilai tambah.

Singkatnya, persaingan dari Indonesia merupakan tantangan besar bagi industri lada Vietnam. Untuk mengatasi tantangan ini, pelaku usaha dan petani Vietnam perlu berupaya meningkatkan kualitas produk, mencari pasar baru, dan mendiversifikasi produk agar dapat mempertahankan posisi mereka di pasar internasional.

*Informasi hanya untuk referensi.


[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/du-bao-gia-tieu-ngay-18102024-lieu-gia-tieu-co-vuot-song-truoc-ap-luc-canh-tranh-353117.html

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Seberapa modern helikopter antikapal selam Ka-28 yang berpartisipasi dalam parade laut?
Panorama parade perayaan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional 2 September
Close-up jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas di langit Ba Dinh
21 putaran tembakan meriam, membuka parade Hari Nasional pada tanggal 2 September

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk