Pada sore hari tanggal 29 November, Majelis Nasional mengesahkan Undang-Undang tentang Penanaman Modal Publik (amandemen) dengan dukungan lebih dari 92% delegasi. Undang-undang tersebut secara khusus menetapkan tingkat modal untuk menentukan kriteria proyek-proyek investasi publik nasional yang penting sebesar VND30.000 miliar, 3 kali lebih tinggi dari tingkat modal saat ini (VND10.000 miliar). Kriteria modal untuk proyek-proyek golongan A, B, dan C adalah 2 kali lebih tinggi dari peraturan yang berlaku saat ini.
Undang-Undang tentang Penanaman Modal Publik (diamandemen) disahkan oleh Majelis Nasional dengan tingkat persetujuan yang tinggi.
Proyek-proyek Kelompok A, B, dan C diklasifikasikan berdasarkan kepentingan, total investasi, dan bidang spesifiknya. Kelompok C memiliki investasi hingga VND 240 miliar; Kelompok B memiliki investasi hingga VND 4.600 miliar, dan Kelompok A merupakan proyek di sejumlah bidang dengan modal investasi lebih dari VND 4.600 miliar.
Terkait kewenangan penetapan kebijakan investasi, Majelis Nasional tetap menetapkan kebijakan untuk program sasaran nasional dan proyek nasional penting (modal 30.000 miliar VND). Perdana Menteri menetapkan kebijakan investasi untuk proyek golongan A senilai 10.000 miliar VND atau lebih, yang dikelola oleh kementerian dan lembaga pusat.
Salah satu poin baru yang menonjol dalam Undang-Undang Penanaman Modal Publik (yang telah diamandemen) adalah kewenangan untuk memutuskan kebijakan penanaman modal untuk proyek golongan B dan golongan C: Desentralisasi kepada Komite Rakyat di semua tingkatan untuk memutuskan kebijakan penanaman modal untuk proyek golongan B dan golongan C (sebelumnya menjadi kewenangan Dewan Rakyat di semua tingkatan).
Untuk memastikan ketegasan, UU tersebut telah menambahkan kewenangan untuk "memutuskan kebijakan investasi proyek" beserta tanggung jawab untuk "melaporkan kepada Dewan Rakyat setingkat pada sidang terdekat".
Bahasa Indonesia: Dalam semangat inovasi, untuk meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan rencana investasi publik jangka menengah, Undang-Undang tentang Investasi Publik (diamandemen) telah menugaskan Perdana Menteri untuk memutuskan penyesuaian rencana investasi publik jangka menengah dengan modal anggaran pusat dalam kasus-kasus berikut: Penyesuaian rencana investasi publik jangka menengah dengan modal anggaran pusat antara kementerian, lembaga pusat, dan daerah dalam kasus-kasus yang tidak melebihi total tingkat modal jangka menengah yang diputuskan oleh Majelis Nasional, memastikan penggunaan modal yang efektif, dan melaporkannya kepada Majelis Nasional pada sidang terdekat;
Menyesuaikan rencana penanaman modal publik jangka menengah dalam anggaran belanja modal pusat baik secara internal maupun antarsektor, bidang, dan program kementerian, lembaga pusat, dan lembaga daerah dalam total penanaman modal jangka menengah masing-masing kementerian, lembaga pusat, dan lembaga daerah yang ditetapkan oleh Majelis Nasional.
Dalam laporan penerimaan, penjelasan dan revisi, Komite Tetap Majelis Nasional mengatakan bahwa banyak pendapat mengatakan bahwa desentralisasi kewenangan untuk memutuskan kebijakan investasi proyek dari Dewan Rakyat ke Komite Rakyat merupakan perubahan besar, dan perlu untuk mempelajari dan menilai dampaknya dengan cermat; beberapa pendapat setuju dengan usulan desentralisasi Komite Rakyat di semua tingkatan untuk mengurangi prosedur administratif.
Terkait persoalan ini, Komite Tetap Majelis Nasional mengatakan, menurut laporan Pemerintah, perubahan kewenangan tersebut telah dipertimbangkan secara matang dari kenyataan, dan penugasan Komite Rakyat untuk memutuskan kebijakan investasi proyek bila diperlukan telah ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Penanaman Modal Publik tahun 2019.
Menurut laporan Pemerintah, dalam periode 2021-2025, 43 Dewan Rakyat provinsi telah mendesentralisasikan keputusan kebijakan investasi untuk proyek-proyek Golongan B dan Golongan C kepada Komite-Komite Rakyat di tingkat yang sama. Selain itu, untuk memastikan konsistensi, Rancangan Undang-Undang ini menambahkan kewenangan untuk "memutuskan kebijakan investasi untuk proyek-proyek" beserta tanggung jawab untuk "melaporkan kepada Dewan Rakyat di tingkat yang sama pada sidang berikutnya". Dalam semangat mendorong desentralisasi, Undang-Undang ini telah menetapkan desentralisasi Komite-Komite Rakyat di semua tingkatan untuk memutuskan kebijakan investasi untuk proyek-proyek Golongan B dan Golongan C yang dikelola oleh daerah.
Terkait desentralisasi kewenangan penyesuaian Rencana Investasi Publik Jangka Menengah (RPJM), terdapat beberapa pendapat yang mengkhawatirkan. Namun, Komite Tetap Majelis Nasional berpendapat bahwa daftar proyek RJM hanyalah daftar "proyeksi", dan penyesuaian akan dilakukan lebih sering sesuai dengan situasi praktis.
Selain itu, penyesuaian ini dilakukan dalam "kerangka": "tidak melebihi total modal jangka menengah yang diputuskan oleh Majelis Nasional, memastikan penggunaan modal yang efektif dan melaporkannya kepada Majelis Nasional pada sidang terdekat" sehingga akan memastikan ketegasan.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/luat-dau-tu-cong-sua-doi-chu-tich-ubnd-tinh-quyet-du-an-duoi-5-000-ty-dong-ar910488.html
Komentar (0)