Bulgaria, Kuwait, dan Kanada adalah negara-negara pertama yang secara resmi meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon karena risiko pecahnya pertempuran dengan Hizbullah.
Asap tebal membubung ke langit di atas Alma al-Shaab setelah serangan udara Israel pada 25 April. (Foto: AFP) |
Bulgaria, Kuwait, dan Kanada adalah negara pertama yang secara resmi meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon.
Menurut media Bulgaria, pada 22 Juni, Kementerian Luar Negeri negara itu meminta warganya untuk menangguhkan semua perjalanan ke Lebanon dan meninggalkan negara Timur Tengah itu "segera" karena perkembangan di kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, pada 20 Juni, Kuwait juga mengambil langkah serupa, mendesak warganya untuk meninggalkan negaranya "sesegera mungkin". Kementerian Luar Negeri Kuwait menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon "saat ini karena situasi keamanan yang sedang berlangsung di kawasan tersebut".
Sementara itu, Kanada mengatakan pihaknya sedang bersiap untuk mengevakuasi 45.000 warganya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang konflik yang lebih luas antara Israel dan Hizbullah.
Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly menyampaikan pengarahan kepada mitranya dari Israel, Yisrael Katz, yang mengumumkan bahwa Kanada telah mengerahkan pasukan militer ke wilayah tersebut untuk memfasilitasi evakuasi jika konflik pecah antara Israel dan Hizbullah. Pada 17 Juni, Kanada memperbarui tingkat risiko imbauan perjalanan Lebanon menjadi "hindari semua perjalanan".
Peringatan terbaru ini muncul setelah sejumlah media Israel, termasuk portal berita Walla , melaporkan bahwa Hizbullah mungkin sedang merencanakan “serangan pendahuluan yang mengejutkan” terhadap Israel.
Sementara itu, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengancam bahwa jika terjadi konflik terbuka, Israel harus "bersiap menyambut kami melalui darat, laut, dan udara." Untuk pertama kalinya, pemimpin kelompok itu juga memperingatkan Siprus, mengklaim bahwa kelompoknya memiliki informasi bahwa tentara Israel sedang melakukan latihan di wilayah pegunungan Siprus, serupa dengan yang dilakukan di Lebanon selatan. Ia berkata, "Kami memperingatkan Nikosia, membuka bandara dan pangkalan bagi Israel untuk menyerang Lebanon berarti pemerintah Siprus terlibat dalam perang."
Sebelumnya, orang ini memperingatkan bahwa mereka akan melancarkan perang “tanpa batas” dan tidak konvensional dengan Israel dan tidak ada tempat di Israel yang aman dari serangan mereka.
Sementara itu, seorang pejabat senior AS mengatakan negaranya telah menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung penuh Israel jika terjadi konflik habis-habisan dengan Hizbullah.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/nguy-co-bung-no-giao-tranh-khong-gioi-han-israel-hezbollah-cac-nuoc-thuc-giuc-cong-dan-lap-tuc-roi-khoi-lebanon-275970.html
Komentar (0)