Kerontokan rambut pada pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetika dan hormon hingga faktor eksternal seperti stres dan pola makan. Memahami penyebabnya akan membantu Anda menemukan langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi rambut Anda.
Turun temurun
Alopesia androgenetik adalah penyebab paling umum kerontokan rambut pada pria, juga dikenal sebagai kebotakan turunan. Kondisi ini biasanya dimulai pada usia 20-an dan berkembang seiring waktu. Gen penyebabnya dapat berasal dari ibu maupun ayah.
Hormon
Dihidrotestosteron (DHT) adalah hormon yang dihasilkan dari testosteron. Pada orang yang sensitif terhadap hormon ini, DHT dapat menyusutkan folikel rambut, yang menyebabkan kerontokan rambut. Perubahan kadar hormon dalam tubuh juga dapat memengaruhi pertumbuhan rambut.
Usia
Seiring bertambahnya usia, pertumbuhan rambut alami kita melambat. Folikel rambut mungkin tidak lagi berfungsi dengan baik, yang menyebabkan kerontokan rambut lebih parah.
Menekankan
Stres psikologis dapat menyebabkan kerontokan rambut sementara, yang disebut telogen effluvium. Saat tubuh menghadapi stres, lebih banyak rambut memasuki fase istirahat, yang menyebabkan lebih banyak rambut rontok.
Selain itu, stres fisik, trauma, operasi atau penyakit juga dapat menyebabkan kelelahan, yang mengakibatkan rambut rontok.
Stres psikologis dapat menyebabkan rambut rontok sementara.
Nutrisi
Pola makan yang kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, seng, dan vitamin dapat melemahkan rambut, sehingga menyebabkan kerontokan. Orang yang menjalani pola makan tidak sehat dapat mengalami kerontokan rambut akibat kekurangan nutrisi.
Patologi
Alopecia areata adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan kerontokan rambut yang tidak merata. Kondisi kulit seperti kurap, dermatitis, atau psoriasis dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Selain itu, masalah kesehatan seperti gangguan tiroid, anemia, kekurangan zat besi, dan pola makan rendah protein juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko kerontokan rambut. Penderita diabetes juga termasuk dalam kelompok orang yang lebih rentan terhadap kerontokan rambut.
Efek samping obat
Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, asam urat, kanker, dll., meskipun sangat efektif dalam mengobati penyakit, juga dapat menyebabkan efek samping seperti kerontokan rambut. Kerontokan rambut dapat membaik setelah menghentikan pengobatan.
Penggunaan produk kimia
Penggunaan produk kimia keras secara teratur juga menyebabkan rambut rontok.
Penggunaan produk kimia keras secara teratur, seperti pewarna atau produk penataan rambut, dapat merusak rambut dan menyebabkan rambut rontok.
Menyikat rambut yang tidak benar seperti menyikat terlalu keras atau menggunakan sisir yang salah dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan rambut rontok.
Kebiasaan hidup
Kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol dapat mengganggu kesehatan secara keseluruhan dan memengaruhi pertumbuhan rambut. Kurang tidur dapat menyebabkan stres dan memengaruhi proses pemulihan tubuh, yang menyebabkan rambut rontok.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/nguyen-nhan-rung-toc-o-nam-ar905116.html
Komentar (0)