Pada akhir tahun 2023, Majelis Nasional mengesahkan dua rancangan undang-undang penting yang akan berdampak kuat pada pasar properti, yaitu Undang-Undang Perumahan dan Undang-Undang Usaha Properti. Kedua undang-undang baru ini akan resmi berlaku mulai tahun 2025.
Baru-baru ini, pada sore hari tanggal 18 Januari, Majelis Nasional kembali mengesahkan rancangan undang-undang penting lainnya, yaitu Undang-Undang Pertanahan. Undang-undang ini dianggap sulit untuk disesuaikan dan telah ditunda berkali-kali.
Mengomentari Undang-Undang baru yang disahkan oleh Majelis Nasional, di Forum Pasar Real Estat, yang berlangsung pada sore hari tanggal 18 Januari, Tn. Hoang Hai, Direktur Departemen Perumahan dan Manajemen Pasar Real Estat, Kementerian Konstruksi , mengatakan bahwa Undang-Undang ini akan menjadi langkah maju yang besar dalam kebijakan dan salah satu kerangka hukum yang penting, dengan banyak peraturan yang berdampak positif pada pasar, investor, dan pelanggan.
Bapak Hoang Hai, Direktur Departemen Perumahan dan Pengelolaan Pasar Properti (Kementerian Konstruksi). (Foto: XD)
Terkait UU Perumahan dan UU Usaha Properti, Bapak Hai menyampaikan bahwa setelah 8 tahun, kedua UU tersebut pada dasarnya telah menuntaskan misinya, yakni menciptakan pasar properti yang maju dan menghasilkan banyak capaian penting.
Namun, seiring berjalannya waktu, masih terdapat batasan-batasan mendasar. Terkait perubahan, Undang-Undang Perumahan 2023 memiliki 7 poin baru, dan Undang-Undang Usaha Properti 2023 memiliki 11 poin baru yang dinilai layak untuk dipraktikkan, memastikan konsistensi dan keseragaman peraturan perundang-undangan.
Khusus mengenai Undang-Undang Perumahan, ini dianggap sebagai salah satu dasar penting bagi strategi pembangunan perumahan.
"Secara khusus, Undang-Undang ini menambahkan persyaratan yang lebih ketat untuk investasi dalam pembangunan rumah bertingkat dan apartemen untuk dijual oleh perorangan, guna menjamin keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat serta menghindari penghindaran hukum. Ini merupakan salah satu perubahan penting, terutama setelah insiden baru-baru ini yang melibatkan gedung-gedung tinggi," ujar Bapak Hai.
Mengenai perumahan sosial, Direktur Departemen Perumahan dan Manajemen Pasar Real Estat menegaskan bahwa Undang-Undang Perumahan 2023 akan menjadi kerangka hukum yang akan memberikan dukungan yang baik bagi Strategi Pengembangan Perumahan Sosial di Vietnam.
Dengan demikian, Undang-Undang Perumahan yang diamandemen tahun 2023 dengan jelas menetapkan bahwa Komite Rakyat Provinsi harus mengalokasikan dana tanah yang cukup untuk pembangunan perumahan sosial sesuai dengan program dan rencana pembangunan perumahan provinsi yang disetujui.
Khusus pada kawasan perkotaan tipe I, tipe II, dan tipe III, berdasarkan peraturan Pemerintah , Pemerintah Daerah Tingkat I menetapkan bahwa penanam modal proyek investasi pembangunan perumahan komersial wajib mengalokasikan sebagian lahan permukiman pada proyek yang telah melakukan investasi pembangunan prasarana teknis untuk pembangunan perumahan sosial, atau mengusahakan dana lahan perumahan sosial yang telah melakukan investasi pembangunan prasarana teknis pada lokasi di luar lingkup proyek investasi pembangunan perumahan komersial di kawasan perkotaan tersebut.
Ada juga kasus di mana investor membayar uang yang setara dengan nilai dana tanah yang diinvestasikan dalam membangun sistem infrastruktur teknis untuk membangun perumahan sosial.
Terkait poin-poin baru yang perlu diperhatikan dalam UU Usaha Properti Tahun 2023, terdapat 11 poin, pertama ruang lingkup UU tersebut diperjelas.
Dengan poin-poin baru, Tn. Hoang Hai membahas secara mendalam tentang poin-poin baru terkait dengan publikasi serangkaian informasi real estat sebelum memasukkannya ke dalam bisnis.
“Misalnya, kapan informasi perlu diumumkan, konten apa yang perlu diinformasikan, dan pengumuman dokumen terkait semuanya termasuk; Keputusan tentang kebijakan investasi; persetujuan kebijakan investasi; persetujuan investasi proyek real estat; Keputusan tentang alokasi tanah dan sewa tanah oleh lembaga negara yang berwenang…”, tegas Bapak Hai.
Bapak Hoang Hai juga mengungkapkan bahwa baru-baru ini, 70% permasalahan hukum terkait real estate telah terselesaikan.
Mengenai Undang-Undang Perumahan 2023 dan Undang-Undang Bisnis Properti 2023, keduanya baru akan berlaku pada 1 Januari 2025, tetapi pada dasarnya tahun 2024 merupakan awal yang tepat.
Mengambil contoh perumahan sosial, Bapak Hai menegaskan bahwa persoalan perencanaan, harga, subjek, insentif, dana tanah, pengembangan modal bagi masyarakat... jika diterapkan akan menciptakan pasokan tinggi di saat terjadi kekurangan pasokan dan permintaan di pasar perumahan.
"Banyak rumah mewah, tetapi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih sedikit. Pasar kemungkinan akan membaik jika perubahan Undang-Undang Perumahan resmi berlaku. Kita telah membaik pada tahun 2023, dan kita akan segera melampauinya," kata Bapak Hai.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)