Setelah menggunakan AI untuk membantu meninjau transkrip siswa, guru perempuan tersebut menerima banyak komentar beragam.
Menggunakan AI untuk mendukung industri pendidikan
Setiap akhir semester tiba, wali kelas sekolah dasar dan menengah di Hangzhou (Tiongkok) selain mengajar, menyiapkan soal, dan menilai ujian, juga harus menghadapi banyak "tugas tak bernama". Di antaranya, menulis komentar di rapor untuk setiap siswa tampak sederhana, tetapi juga menyita banyak waktu guru.
Setiap tahun, para guru kesulitan menemukan cara menulis komentar pribadi untuk setiap siswa yang mencerminkan kemampuan dan kualitas mereka. Seorang guru bernama Truong bercerita dalam sebuah wawancara: "Kelas saya sendiri berisi 42 siswa, dan setiap siswa memiliki setidaknya 200 kata, yang berarti lebih dari 8.000 kata. Lagipula, kami tidak bisa menggunakan templat yang sama, setiap siswa membutuhkan evaluasi dan dorongan yang berbeda. Karena saya ingin sekali menyemangati mereka, saya sering menghabiskan banyak waktu memikirkan cara menulis komentar yang baik, bermakna, dan kreatif. Tugas ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya sangat merepotkan."
Untuk meringankan beban kerja guru, banyak sekolah di Hangzhou telah bereksperimen menggunakan AI untuk menulis komentar bagi siswa. Metode baru ini telah memicu perdebatan sengit dan beragam reaksi dari orang tua. Bisakah AI benar-benar menggantikan komentar pribadi guru?
Foto ilustrasi
Banyak orang tua ragu menggunakan AI untuk menulis komentar, dan beberapa bahkan sangat menentangnya. Seorang orang tua dengan anak kelas 3 SD berbagi: "Saya merasa komentar yang ditulis oleh AI terlalu mekanis, kurang mencerminkan kepribadian dan karakteristik unik setiap siswa. Dibandingkan dengan itu, saya lebih suka komentar tulisan tangan dari guru, yang menunjukkan kepedulian dan kasih sayang guru kepada setiap siswa."
Selain mereka yang keberatan, banyak orang tua juga percaya bahwa menulis komentar rapor sudah membuat stres, jadi jika AI dapat membantu meningkatkan kinerja, itu bukanlah hal yang buruk. Di saat yang sama, ada juga yang berpendapat bahwa penerapan teknologi untuk menganalisis situasi belajar anak-anak mereka akan membantu komentar menjadi lebih terarah dan praktis. "Kombinasi AI dan masukan guru akan membantu komentar siswa menjadi lebih lengkap."
Apa kata guru setelah menggunakan AI
Sedangkan untuk para guru, setelah menggunakan eksperimen AI, mereka juga memberikan umpan balik yang sangat beragam. Seorang guru sastra sekolah dasar mencoba menggunakan AI untuk menulis komentar, tetapi ia mendapati hasilnya seringkali kaku dan kurang intim. Ia mengatakan bahwa meskipun AI dapat membantu meningkatkan efisiensi kerja, orang tua tetap menginginkan komentar anak-anak mereka berisi detail yang lebih spesifik dan dorongan positif. Sebaliknya, guru lain memiliki sikap yang lebih terbuka, berpikir bahwa AI dapat digunakan untuk membuat kerangka kerja, kemudian berdasarkan situasi spesifik setiap siswa untuk diedit, sehingga memastikan keintiman sekaligus mempertahankan individualitas.
Foto ilustrasi
Di era AI yang secara bertahap merambah dunia pendidikan, menggabungkan kecerdasan buatan dengan metode pengajaran yang dipersonalisasi juga menjadi topik yang menarik bagi banyak orang. Beberapa guru di Sekolah Dasar Pujia, Hangzhou (Tiongkok) sedang mempelajari metode berikut: Melalui platform digital sekolah, dari data pembelajaran siswa yang sangat besar, AI akan membuat komentar awal. Kemudian, guru akan mengamati dan mengedit, hingga akhirnya melengkapi komentar yang dipersonalisasi. Kombinasi ini tentu akan memperkaya isi komentar, sekaligus mengurangi beban kerja guru. Kemajuan teknologi baru tidak dapat disangkal. Tren penggunaan AI untuk menulis komentar siswa secara bertahap semakin populer. Namun, baik orang tua maupun guru tidak mengabaikan keseimbangan antara teknologi dan faktor manusia. Seorang wali kelas berbagi pengalamannya: "Saya menerima dukungan AI, tetapi menambahkan pengamatan dan pemahaman saya tentang anak-anak ke dalam komentar sangatlah penting. Bagaimanapun, ini adalah ringkasan kami tentang tahap perkembangan mereka."
Foto ilustrasi
Menatap masa depan, bagaimana memanfaatkan perangkat berteknologi tinggi untuk mendukung pekerjaan guru secara efektif, sambil tetap menjaga rasa kemanusiaan dalam berkomentar, membutuhkan refleksi dan upaya bersama dari para pendidik, orang tua, dan bahkan seluruh ekosistem pendidikan. Bagi mereka yang ingin menemukan keseimbangan antara efisiensi dan kedekatan, AI memang merupakan alat yang bermanfaat, tetapi tentu saja tidak dapat menggantikan kehangatan yang tercipta dari dedikasi para guru. Jadi, ketika menerapkan AI, ingatlah untuk menggunakannya secara cerdas dan fleksibel sesuai dengan situasi aktual.
Tieu Lam
[iklan_2]
Sumber: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/giao-vien-nho-ai-viet-nhan-xet-hoc-ba-cho-hoc-sinh-gay-tranh-cai-nhieu-phu-parents-phan-doi-gay-gat-17225021407245857.htm










Komentar (0)