(CLO) Demografer Mark McCrindle secara resmi mengumumkan nama Gen Beta untuk generasi yang lahir mulai 1 Januari 2025, menandai dimulainya babak baru dalam sejarah manusia.
Menurutnya, generasi ini akan bertahan dari tahun 2025 hingga 2039 dan diprediksi akan mencapai 16% populasi global pada tahun 2035. Dengan potensi untuk hidup hingga awal abad ke-22, Generasi Beta bukan hanya simbol keberlanjutan, tetapi juga mewakili perubahan besar dalam masyarakat.
Generasi Beta akan menjadi generasi pertama yang tumbuh di dunia di mana AI dan otomatisasi bukan sekadar hal biasa, melainkan inti kehidupan. Anak-anak Generasi Beta akan tumbuh dengan transportasi otonom, perangkat kesehatan yang dapat dikenakan, dan lingkungan virtual imersif yang akan menentukan cara mereka hidup, belajar, dan bekerja.
Dua bayi pertama di Alberta diperkirakan akan lahir pada tahun 2025. Foto: Layanan Kesehatan Alberta dan Menteri Kesehatan Adriana LaGrange
Selain peluang, generasi ini juga menghadapi banyak tantangan. Perubahan iklim akan terus berdampak serius terhadap lingkungan dan ekonomi global. Isu-isu seperti populasi yang menua di banyak negara serta ketidakstabilan politik dan ekonomi akan menjadi masalah utama yang harus dipecahkan oleh Generasi Beta. Tumbuh dalam konteks ini dapat sangat memengaruhi cara mereka memprioritaskan nilai-nilai dan membuat keputusan politik di masa depan.
Generasi Beta tidak hanya dibedakan oleh lanskap teknologinya, tetapi juga oleh cara mereka dibesarkan. Mayoritas anak-anak Generasi Beta adalah anak-anak Milenial dan Generasi Z, dua generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai seperti kemampuan beradaptasi, kesetaraan, dan kesadaran ekologis. Nilai-nilai ini dapat memotivasi Generasi Beta untuk memprioritaskan isu-isu seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan kesetaraan global dalam kebijakan yang mereka usulkan sebagai orang dewasa.
Peran Gen Beta di Masa Depan
McCrindle menekankan bahwa Gen Beta tidak hanya akan menjadi generasi pertama yang tumbuh dewasa di era AI, tetapi juga akan dipelihara oleh teknologi canggih sejak usia sangat dini.
Hal ini dapat memberi mereka keuntungan besar dalam hal berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Namun, paparan teknologi yang terus-menerus juga menimbulkan tantangan bagi kesehatan mental dan keseimbangan antara dunia nyata dan virtual.
Para ahli memprediksi bahwa Generasi Beta akan menjadi garda terdepan dalam mengembangkan solusi inovatif untuk permasalahan global. Mulai dari mengatasi perubahan iklim, mengelola populasi, hingga membentuk prioritas teknologi, mereka akan memainkan peran kunci dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan.
Generasi ini, sebagaimana dijelaskan McCrindle, adalah "manusia pertama yang memiliki AI dan menandai dimulainya era kemanusiaan 2.0." Dengan peluang dan tantangannya yang unik, Generasi Beta berjanji untuk membentuk era baru dalam sejarah manusia.
Daftar generasi
Gen Beta merupakan bagian dari aliran generasi yang telah membentuk umat manusia. Berikut rincian historis dari generasi-generasi utama:
Generasi Diam (1928–1945): Lahir selama Depresi Besar dan Perang Dunia II, mereka dikenal karena ketangguhan dan ketangguhan mereka dalam menghadapi kesulitan.
Generasi Baby Boomer (1946–1964): Mendapat manfaat dari ledakan ekonomi pasca Perang Dunia II, mereka menyaksikan banyak perubahan sosial dan teknologi yang besar.
Gen X (1965–1980): Pelopor era teknologi baru, dibesarkan oleh generasi baby boomer.
Generasi Y (Milenial) (1981–1996): Tumbuh dengan internet dan globalisasi, Generasi Milenial dikenal karena konektivitas dan pola pikir sosialnya yang kuat.
Gen Z (1997–2009): Lahir di masa kemajuan teknologi, mereka paham digital dan fokus pada isu sosial seperti kesetaraan dan perubahan iklim.
Gen Alpha (2010–2024): Anak-anak yang tumbuh sepenuhnya di abad ke-21, menghadapi pergolakan ekonomi, politik, dan teknologi yang besar.
Hoai Phuong (menurut Newsweek, NBC)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/gen-beta-nhung-em-be-sinh-tu-2025-se-thay-doi-the-gioi-nhu-the-nao-post328663.html
Komentar (0)