Apakah wajib ada masa percobaan sebelum menandatangani kontrak kerja?
Sesuai dengan Pasal 1, Pasal 24 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan 2019, pengusaha dan pekerja/buruh dapat menyepakati isi masa percobaan dalam perjanjian kerja atau menyepakati masa percobaan dengan menandatangani perjanjian kerja percobaan.
Dengan demikian dapat ditentukan:
Pertama, perlu atau tidaknya masa percobaan sebelum menandatangani kontrak kerja bergantung pada kesepakatan antara pemberi kerja dan karyawan. Hal ini tidak diwajibkan oleh hukum. Jika kedua belah pihak sepakat, kontrak kerja dapat segera ditandatangani, tanpa perlu masa percobaan.
- Kedua, antara pengusaha dan pekerja/buruh dapat menandatangani perjanjian kerja yang memuat kesepakatan mengenai waktu dan isi masa percobaan; tidak diharuskan menandatangani perjanjian kerja dan perjanjian masa percobaan dalam rangkap dua.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa berdasarkan Pasal 3, Pasal 24 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019, apabila pekerja/buruh menandatangani perjanjian kerja dengan jangka waktu kurang dari 01 bulan, maka tidak berlaku masa percobaan, artinya tidak ada masa percobaan dalam hal ini.
Apakah wajib untuk menandatangani kontrak percobaan?
Berdasarkan ketentuan dan analisis di atas, ada atau tidaknya masa percobaan, atau ada atau tidaknya kontrak percobaan, bergantung pada kesepakatan antara karyawan dan pemberi kerja (kecuali dalam hal penandatanganan kontrak kerja dengan jangka waktu kurang dari 1 bulan). Undang-undang tidak mewajibkan pemberi kerja dan karyawan untuk menandatangani kontrak percobaan.
Isi yang dimaksudkan dari kontrak percobaan
Sesuai dengan Pasal 24 Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2019, pokok-pokok isi perjanjian percobaan kerja adalah:
(1) Masa percobaan: disepakati kedua belah pihak berdasarkan sifat dan kompleksitas pekerjaan, namun masa percobaan hanya diberikan satu kali untuk setiap pekerjaan dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Paling lama 180 hari bagi pekerjaan pengurus perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perusahaan, Undang-Undang Pengelolaan dan Penggunaan Modal Negara yang Bersifat Produksi dan Usaha pada Perusahaan;
- Tidak lebih dari 60 hari untuk pekerjaan dengan jabatan profesional yang memerlukan kualifikasi profesional atau teknis dari tingkat perguruan tinggi atau lebih tinggi;
- Tidak lebih dari 30 hari untuk pekerjaan dengan jabatan profesional yang memerlukan kualifikasi teknis atau profesional menengah, pekerja teknis, dan staf profesional;
- Tidak lebih dari 06 hari kerja untuk pekerjaan lainnya.
(2) Nama dan alamat pemberi kerja serta nama lengkap dan jabatan orang yang menandatangani perjanjian kerja di pihak pemberi kerja ; khususnya:
- Nama Pemberi Kerja: bagi badan usaha, instansi, organisasi, koperasi, dan serikat pekerja/serikat buruh, nama badan usaha, instansi, organisasi, koperasi, atau serikat pekerja/serikat buruh tersebut diambil dari nama badan usaha, instansi, organisasi, koperasi, atau serikat pekerja/serikat buruh yang tercantum dalam tanda daftar badan usaha, koperasi, atau serikat pekerja/serikat buruh atau tanda daftar penanaman modal atau dokumen yang menyetujui kebijakan penanaman modal atau keputusan pendirian badan usaha atau organisasi tersebut; bagi kelompok koperasi, nama kelompok koperasi yang tercantum dalam kontrak kerja sama; bagi rumah tangga dan perorangan, nama wakil rumah tangga atau perorangan yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Penduduk atau paspor yang diterbitkan diambil dari nama wakil rumah tangga atau perorangan yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Penduduk atau paspor yang diterbitkan;
- Alamat Pemberi Kerja: bagi badan usaha, instansi, organisasi, koperasi, dan serikat koperasi, diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam surat keterangan terdaftar badan usaha, koperasi, dan serikat koperasi atau surat keterangan pendaftaran penanaman modal atau surat keputusan pendirian badan atau organisasi; bagi koperasi, diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam perjanjian kerja sama; bagi rumah tangga dan perorangan, diisi sesuai dengan alamat tempat tinggal rumah tangga atau perorangan; nomor telepon, alamat email (jika ada);
- Nama lengkap dan jabatan orang yang membuat perjanjian kerja di pihak pemberi kerja: tulis nama lengkap dan jabatan orang yang diberi kuasa untuk membuat perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019.
(3) Nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal, nomor kartu tanda penduduk, nomor kartu tanda penduduk, atau nomor paspor orang yang menandatangani perjanjian kerja di pihak pekerja ; secara rinci:
- Nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, nomor telepon, alamat email (jika ada), nomor KTP atau Kartu Tanda Penduduk atau nomor paspor yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dari pihak penandatangan perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 4 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019;
- Nomor izin kerja atau dokumen konfirmasi yang tidak tunduk pada penerbitan izin kerja yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang untuk pekerja asing;
- Nama lengkap, alamat tempat tinggal, nomor Kartu Tanda Penduduk atau nomor Kartu Tanda Penduduk atau paspor, nomor telepon, alamat email (jika ada) dari perwakilan sah orang yang berusia di bawah 15 tahun.
(4) Gaji masa percobaan: Gaji karyawan selama masa percobaan disepakati oleh kedua belah pihak tetapi harus setidaknya 85% dari gaji untuk pekerjaan itu.
(5) Pekerjaan dan tempat kerja; khususnya:
- Pekerjaan: pekerjaan yang harus dilakukan pekerja;
- Tempat kerja karyawan: lokasi, lingkup pekerjaan di mana karyawan melakukan pekerjaan sesuai perjanjian; jika karyawan secara teratur bekerja di beberapa lokasi berbeda, catat lokasi tersebut secara lengkap.
(6) Waktu kerja, waktu istirahat : berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau kesepakatan untuk melaksanakan menurut peraturan ketenagakerjaan, peraturan pengusaha, perjanjian kerja bersama, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja/buruh: meliputi jenis-jenis alat pelindung diri pada saat bekerja yang disepakati kedua belah pihak atau berdasarkan perjanjian kerja bersama atau berdasarkan peraturan pengusaha dan peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)