Pemerintah menerbitkan Keputusan No. 274/2025/ND-CP tertanggal 16 Oktober 2025 yang merinci sejumlah pasal Undang-Undang tentang Asuransi Sosial tentang keterlambatan pembayaran, penghindaran pembayaran asuransi sosial wajib, asuransi pengangguran; pengaduan dan kecaman tentang asuransi sosial.
Peraturan Pemerintah ini terdiri atas 4 bab dan 16 pasal, yang memuat banyak ketentuan penting terkait keterlambatan pembayaran dan penghindaran kewajiban pembayaran iuran jaminan sosial dan jaminan pengangguran.
Kasus-kasus yang tidak dianggap sebagai penghindaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran
Keputusan tersebut menetapkan bahwa kasus-kasus yang disebutkan dalam Klausul 1, Pasal 39 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial tidak dianggap sebagai penghindaran asuransi sosial wajib dan asuransi pengangguran ketika terdapat salah satu alasan berikut sebagaimana diumumkan oleh otoritas yang berwenang di bidang pencegahan dan penanggulangan bencana alam, keadaan darurat, pertahanan sipil dan pencegahan dan penanggulangan penyakit, termasuk:
1. Badai, banjir, genangan air, gempa bumi, kebakaran besar, kemarau panjang, dan bencana alam lainnya secara langsung dan serius mempengaruhi kegiatan produksi dan bisnis.
2. Wabah berbahaya yang diumumkan oleh instansi negara yang berwenang, yang secara serius mempengaruhi kegiatan produksi dan bisnis serta kapasitas keuangan instansi, organisasi, dan pemberi kerja.
3. Keadaan darurat sebagaimana ditentukan oleh undang-undang yang secara tiba-tiba dan tidak terduga mempengaruhi operasi suatu instansi, organisasi, dan pemberi kerja.
4. Peristiwa force majeure lainnya sebagaimana ditentukan dalam hukum perdata.
Jumlah, jumlah hari keterlambatan pembayaran asuransi sosial wajib dan asuransi pengangguran
Peraturan Pemerintah ini mengatur besaran dan jumlah hari keterlambatan pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Jaminan Sosial sebagai berikut:
1. Besarnya Keterlambatan Pembayaran Jaminan Sosial Wajib dan Jaminan Pengangguran
a) Keterlambatan pembayaran sesuai dengan Pasal 1, Pasal 38 Undang-Undang Asuransi Sosial: jumlah asuransi sosial wajib yang terlambat dibayarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja sesuai dengan ketentuan Pasal 4, Pasal 13 Undang-Undang Asuransi Sosial dan tetap harus dibayarkan sesuai dengan pendaftaran setelah batas waktu terakhir pembayaran asuransi sosial wajib yang ditentukan dalam Pasal 4, Pasal 34 Undang-Undang Asuransi Sosial; jumlah asuransi pengangguran yang terlambat dibayarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja sesuai dengan pendaftaran setelah batas waktu terakhir pembayaran asuransi pengangguran yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang asuransi pengangguran.
b) Keterlambatan pembayaran sesuai dengan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 38 Undang-Undang Asuransi Sosial: jumlah asuransi sosial wajib yang terlambat dibayarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja menurut ketentuan Pasal 4, Pasal 13 Undang-Undang Asuransi Sosial untuk membayar karyawan yang belum mendaftarkan diri untuk menjadi peserta asuransi sosial dalam waktu 60 hari sejak tanggal berakhirnya periode yang ditentukan dalam Pasal 1, Pasal 28 Undang-Undang Asuransi Sosial; jumlah asuransi pengangguran yang terlambat dibayarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk membayar karyawan yang belum mendaftarkan diri untuk menjadi peserta asuransi pengangguran dalam waktu 60 hari sejak tanggal berakhirnya periode kepesertaan asuransi pengangguran menurut ketentuan undang-undang asuransi pengangguran.

c) Hal-hal sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, Ayat (1) Pasal 39 Undang-Undang tentang Jaminan Sosial, namun tidak termasuk perbuatan melawan hukum berdasarkan Keputusan Menteri ini, yaitu: besarnya iuran wajib jaminan sosial yang terlambat dibayarkan adalah sebesar iuran yang menjadi tanggungan pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (4) Pasal 13 Undang-Undang tentang Jaminan Sosial dan wajib dibayarkan kepada pekerja selama tidak menjadi peserta jaminan sosial; besarnya iuran jaminan pengangguran yang terlambat dibayarkan adalah sebesar iuran yang menjadi tanggungan pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Jaminan Pengangguran selama tidak menjadi peserta jaminan pengangguran.
d) Hal-hal sebagaimana dimaksud pada huruf c, huruf d, huruf dd, huruf e, huruf g, Ayat (1) Pasal 39 Undang-Undang Jaminan Sosial, namun tidak termasuk tindak pidana penggelapan berdasarkan Keputusan ini, besarnya denda keterlambatan pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran ditetapkan berdasarkan ketentuan pada huruf a, Ayat (1) di atas.
2. Jumlah hari keterlambatan pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran
Jumlah hari keterlambatan pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran ditetapkan mulai dari hari setelah batas akhir pendaftaran peserta jaminan sosial dan batas akhir pembayaran iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 1, Pasal 2, Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang tentang Jaminan Sosial, atau setelah batas akhir pembayaran iuran jaminan pengangguran sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Jaminan Pengangguran.

Jumlah, jumlah hari penghindaran asuransi sosial wajib dan asuransi pengangguran
Peraturan Menteri ini juga mengatur jumlah dan lamanya hari penghindaran pembayaran iuran wajib jaminan sosial dan jaminan pengangguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Jaminan Sosial sebagai berikut:
1. Jumlah peserta asuransi sosial wajib dan asuransi pengangguran yang tidak tercakup dalam program asuransi sosial wajib dan asuransi pengangguran.
a) Menghindari pembayaran sesuai dengan poin a dan b, ayat 1, Pasal 39 Undang-Undang Asuransi Sosial: jumlah asuransi sosial wajib yang dihindarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk membayar sesuai dengan ketentuan ayat 4, Pasal 13 Undang-Undang Asuransi Sosial untuk pekerja yang belum mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam asuransi sosial setelah 60 hari sejak tanggal berakhirnya periode yang ditentukan dalam ayat 1, Pasal 28 Undang-Undang Asuransi Sosial; jumlah asuransi pengangguran yang dihindarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk membayar pekerja yang belum mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam asuransi pengangguran setelah 60 hari sejak tanggal berakhirnya periode kepesertaan asuransi pengangguran sesuai dengan ketentuan undang-undang asuransi pengangguran.
b) Penggelapan pembayaran sesuai dengan poin c, d, Ayat 1, Pasal 39 Undang-Undang Asuransi Sosial: jumlah asuransi sosial wajib yang digelapkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk membayar sesuai dengan ketentuan Ayat 4, Pasal 13 Undang-Undang Asuransi Sosial dan tetap harus disetorkan ke dalam dana asuransi sosial karena gaji yang didaftarkan sebagai dasar pembayaran asuransi sosial wajib lebih rendah dari ketentuan Ayat 1, Pasal 31 Undang-Undang Asuransi Sosial; jumlah asuransi pengangguran yang digelapkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk membayar ke dalam dana asuransi pengangguran karena gaji yang didaftarkan sebagai dasar pembayaran asuransi pengangguran wajib lebih rendah dari ketentuan undang-undang asuransi pengangguran.
c) Menghindari pembayaran sesuai poin d dan e, Ayat 1, Pasal 39 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial: jumlah asuransi sosial wajib yang dihindarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja menurut ketentuan Ayat 4, Pasal 13 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial dan tetap harus membayar menurut pendaftaran setelah 60 hari sejak tanggal pembayaran asuransi sosial wajib selambat-lambatnya sebagaimana ditentukan dalam Ayat 4, Pasal 34 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial dan telah didesak oleh otoritas yang berwenang menurut ketentuan Pasal 35 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial, Pasal 3 Keputusan ini; jumlah asuransi pengangguran yang dihindarkan adalah sejumlah uang yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja menurut pendaftaran setelah 60 hari sejak tanggal pembayaran asuransi pengangguran selambat-lambatnya sebagaimana ditentukan oleh undang-undang tentang asuransi pengangguran dan telah didesak oleh otoritas yang berwenang menurut ketentuan Pasal 35 Undang-Undang tentang Asuransi Sosial, Pasal 3 Keputusan ini.
2. Jumlah hari penghindaran pembayaran wajib asuransi sosial dan asuransi pengangguran
a) Jumlah hari penghindaran pembayaran iuran wajib jaminan sosial dan jaminan pengangguran ditetapkan mulai dari hari setelah batas akhir pembayaran iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 1, Pasal 2, Pasal 34 Undang-Undang Jaminan Sosial, atau hari setelah batas akhir pembayaran iuran jaminan pengangguran sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jaminan Pengangguran.
b) Menghindari pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir c dan d ayat 1 Pasal 39 UU Jaminan Sosial.
Untuk metode pembayaran bulanan: jumlah hari penghindaran pembayaran iuran wajib jaminan sosial dan jaminan pengangguran ditentukan mulai dari hari terakhir bulan berikutnya setelah bulan dimana gaji yang tercatat sebagai dasar pembayaran iuran wajib jaminan sosial lebih rendah dari ketentuan dalam Ayat 1 Pasal 31 Undang-Undang Jaminan Sosial.
Untuk cara pembayaran tiap 3 bulan atau tiap 6 bulan: jumlah hari tunggakan pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran ditetapkan mulai dari hari terakhir bulan berikutnya setelah siklus pembayaran yang dicatat sebagai dasar pembayaran iuran jaminan sosial wajib yang lebih rendah dari ketentuan dalam Pasal 31 Ayat 1 Undang-Undang Jaminan Sosial.
c) Menghindari pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir d dan e ayat 1 Pasal 39 UU Jaminan Sosial:
Bagi pemberi kerja yang telah didesak oleh instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak batas akhir pembayaran iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang Jaminan Sosial: Jangka waktu penghindaran pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran ditetapkan mulai 60 (enam puluh) hari setelah batas akhir pembayaran iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang Jaminan Sosial atau setelah batas akhir pembayaran iuran jaminan pengangguran sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-undangan jaminan pengangguran.
Bagi Pemberi Kerja yang mendapat desakan dari instansi yang berwenang untuk membayar iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud setelah lewat waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak batas akhir pembayaran iuran jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (4) Undang-Undang Jaminan Sosial, maka jangka waktu penghindaran pembayaran iuran jaminan sosial wajib dan iuran jaminan pengangguran ditetapkan sejak tanggal 15 (lima belas) hari sejak tanggal surat desakan dari instansi yang berwenang.
Organisasi mengumpulkan jumlah yang setara dengan 0,03%/hari yang dihitung berdasarkan jumlah keterlambatan pembayaran atau penghindaran pembayaran.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang secara langsung mengelola peserta jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran, bertugas menetapkan tindak pidana keterlambatan pembayaran atau penggelapan pembayaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran; mengajukan permohonan atau mengajukan tindakan penanganan tindak pidana keterlambatan pembayaran atau penggelapan pembayaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran kepada instansi yang berwenang.
Setiap bulan, badan penyelenggara jaminan sosial yang secara langsung mengelola peserta jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran menetapkan besarnya denda keterlambatan pembayaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran, lamanya hari keterlambatan pembayaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran, lamanya hari keterlambatan pembayaran jaminan sosial wajib dan jaminan pengangguran, besarnya denda yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja sebesar 0,03%/hari atas besarnya denda keterlambatan pembayaran jaminan pengangguran; memberitahukan kepada pemberi kerja untuk diperbandingkan; melaksanakan penagihan dan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 November 2025.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/quy-dinh-moi-ve-viec-cham-dong-tron-dong-bao-hiem-xa-hoi-bao-hiem-that-nghiep-post1070992.vnp
Komentar (0)