Beberapa laporan dari pengamat Rusia mengklaim bahwa militer Rusia telah mengerahkan versi terbaru dari kendaraan udara nirawak (UAV) bunuh diri Lancet, yang disebut Lancet XXL. Foto: @MilitaryTV.
Lancet XXL disebut-sebut memiliki jangkauan yang jauh lebih luas, mencapai 200 km, dan hulu ledaknya memiliki daya ledak setara dengan 20 kg TNT. Kemajuan lain yang disebut-sebut akan hadir dalam UAV Lancet XXL antara lain elemen kecerdasan buatan (AI) terintegrasi yang digunakan untuk memilih target secara otomatis. Jika benar, ini menandakan potensi lompatan signifikan dalam teknologi drone Rusia di medan perang. Foto: @ Military TV.
Informasi ini baru muncul baru-baru ini dan belum dikonfirmasi secara resmi oleh produsen drone, ZALA Aero Group, maupun Kementerian Pertahanan Rusia. Foto: @MilitaryTV.
Drone Lancet diketahui dikembangkan oleh ZALA Aero Group, anak perusahaan Kalashnikov Concern, dan telah menjadi andalan operasi militer Rusia sejak debutnya pada Juni 2019, di pameran militer ARMY-2019 di Moskow. Foto: @ Military TV.
Lancet telah berkembang pesat sejak penempatan tempur pertamanya di Suriah pada November 2020, di mana ia digunakan melawan pasukan Tahrir al-Sham di Idlib. Pada Juli 2022, muncul video yang menunjukkan drone Lancet menyerang target Ukraina, termasuk sistem rudal S-300, tank T-64, dan howitzer M777 yang dipasok Barat. Foto: @ Military TV.
Operasi-operasi ini seringkali mengandalkan drone pengintai untuk menemukan target sebelum Lancet diluncurkan, sebuah taktik yang memaksimalkan akurasinya. Desain aerodinamis drone ini dilengkapi sayap biplan berbentuk X, yang meningkatkan kemampuan manuver dan kecepatan, dengan kecepatan menukik yang dilaporkan mencapai 300 km/jam. Foto: @Military TV.
Sistem pemandu opto-elektronik memungkinkan UAV Lancet untuk menyerang target bergerak atau yang dibentengi secara akurat. Foto: @AiTelly.
Varian yang paling menonjol, Lancet-3, dirancang untuk melayang di atas area target, mengidentifikasi aset bernilai tinggi, dan menyerang dengan presisi, seringkali menyasar artileri, kendaraan lapis baja, dan sistem pertahanan udara. Foto: @AiTelly.
Dengan jangkauan maksimum 40 hingga 50 km dan hulu ledak hingga 5 kg, Lancet-3 telah digunakan secara luas di Ukraina sejak 2022, dengan sumber-sumber Rusia mengklaim telah melancarkan lebih dari 2.800 serangan hingga awal 2025. Menurut laporan Januari 2025 oleh Majalah Army Recognition, sekitar 77,7% dari serangan ini mengenai sasaran, dengan 738 kerusakan terkonfirmasi, 1.444 kasus kerusakan, dan 417 serangan berhasil yang belum terkonfirmasi. Foto: @AiTelly.
Angka-angka ini, yang diambil dari media Rusia, menyoroti keberadaan drone Lancet-3 di medan perang, tetapi juga menyoroti tantangan dalam memverifikasi efektivitas Lancet-3 yang sebenarnya di lingkungan pertempuran yang kompleks. Foto: @AiTelly.
Kembali ke topik utama, Lancet XXL kabarnya merupakan peningkatan signifikan dari Lancet-3. Pengamat Rusia mengklaim bahwa Lancet XXL dua kali lebih besar dari Lancet-3, dengan hulu ledak empat kali lebih kuat, setara dengan 20 kg TNT, dan jangkauan empat kali lebih jauh, hingga 200 km. Jangkauan yang lebih luas ini memungkinkan Lancet XXL untuk menyerang target yang jauh dari garis depan, yang berpotensi mengancam aset-aset belakang seperti pos komando atau pusat logistik. Foto: @Military TV.
Di saat yang sama, integrasi fungsi pemilihan target otomatis berbasis AI pada Lancet XXL, yang kabarnya pertama kali diuji pada drone Kub-SM Kalashnikov, menunjukkan kemajuan menuju otonomi yang lebih besar bagi drone di medan perang. Foto: @AiTelly.
Kemampuan ini akan memungkinkan drone Lancet XXL untuk mengidentifikasi dan menyerang target secara otomatis, tanpa memerlukan masukan operator yang konstan (jenis operasi jarak jauh yang rentan terhadap gangguan elektronik dari sistem peperangan elektronik yang canggih). Foto: @Military TV.
Integrasi AI yang diklaim ada pada Lancet XXL sejalan dengan kemajuan yang terlihat pada sistem seperti Phoenix Ghost milik AS atau Warmate milik Polandia, yang mengutamakan otonomi untuk melawan peperangan elektronik. Foto: @Military TV.
Sumber-sumber Rusia mengklaim bahwa Lancet XXL tetap hemat biaya, yang membuat lini produk ini lebih menarik. Dengan harga sekitar $35.000 per unit (menurut pakar drone Rusia Samuel Bendett dalam laporan Forbes tahun 2023), Lancet menawarkan alternatif yang hemat biaya dibandingkan rudal berpemandu tradisional atau rudal udara-ke-udara. Foto: @MilitaryTV.
Namun, ketergantungan pada komponen asing, terutama elektronik Tiongkok, mempersulit produksi. Sebuah analisis tahun 2023 oleh Institut Sains dan Keamanan Internasional menemukan bahwa 80% subkomponen dalam Lancet-3 berasal dari Tiongkok, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan Rusia untuk mempertahankan produksi di tengah sanksi internasional. Foto: @MilitaryTV.
Tantangan rantai pasokan ini juga dapat membatasi penyebaran varian canggih seperti XXL, terutama mengingat klaim jangkauan hingga 200 km dan kemampuan AI, yang tentunya membutuhkan perangkat keras yang lebih kompleks dan canggih. Foto: @Military TV.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/su-that-ve-uav-lancet-xxl-moi-cua-nga-dang-gay-chu-y-post1543974.html
Komentar (0)