Hakim Juan Merchan di negara bagian New York (AS) pada 16 Desember mengatakan putusan yang menghukum Presiden terpilih AS Donald Trump karena membayar uang tutup mulut kepada seorang aktris porno harus ditegakkan, menurut Reuters.
Dalam keputusan setebal 41 halaman, Hakim Merchan menegaskan bahwa "pemalsuan catatan bisnis yang jelas-jelas bersifat pribadi oleh Tuan Trump tidak menimbulkan risiko pelanggaran wewenang dan fungsi cabang eksekutif," menurut Reuters.
Mantan Presiden AS Donald Trump, didampingi pengacaranya Todd Blanche, berbicara kepada pers saat tiba untuk menghadiri persidangan pidana kasus uang tutup mulut di Pengadilan Pidana Manhattan di New York City (AS) pada tanggal 30 Mei.
Pengacara Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar atas putusan baru Hakim Merchan.
Sebelumnya, pengacara Presiden terpilih Trump berpendapat bahwa membiarkan kasus di atas membebani dirinya selama masa kepresidenannya akan menghambat kemampuannya untuk memerintah, menurut Reuters.
Tuan Trump awalnya dijadwalkan untuk dijatuhi hukuman pada 26 November, tetapi Hakim Merchan menundanya tanpa batas waktu setelah Tuan Trump memenangkan pemilihan presiden AS 2024. Tuan Trump akan menjabat pada 20 Januari 2025.
Pada akhir Mei, Tuan Trump didakwa oleh juri New York atas 34 tuduhan pemalsuan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno menjelang pemilu 2016. Ini adalah pertama kalinya seorang mantan presiden atau presiden AS saat ini dihukum atau didakwa atas suatu kejahatan. Tuan Trump telah membantah semua tuduhan.
Pada bulan Juli, Mahkamah Agung AS, dalam putusan yang muncul dari salah satu dari dua kasus federal yang diajukan terhadap Trump, menyatakan bahwa presiden kebal dari tuntutan hukum atas tindakan resmi mereka dan bahwa juri tidak dapat menghadirkan bukti tindakan resmi dalam persidangan perilaku pribadi. Ini adalah pertama kalinya pengadilan mengakui sejauh mana kekebalan presiden dari tuntutan hukum.
Pengacara presiden terpilih Trump berpendapat bahwa juri yang menghukumnya di New York diperlihatkan bukti oleh jaksa penuntut tentang unggahan media sosialnya sebagai presiden dan mendengar kesaksian dari mantan ajudannya tentang percakapan yang terjadi di Gedung Putih selama masa jabatannya 2017-2021.
Sementara itu, jaksa penuntut di kantor Jaksa Agung AS Alvin Bragg di Manhattan (New York) berpendapat bahwa putusan Mahkamah Agung tidak berpengaruh pada kasus tersebut, yang menurut mereka melibatkan "tindakan yang sepenuhnya tidak resmi." Dalam putusannya, Mahkamah Agung AS tidak mengakui kekebalan apa pun atas tindakan tidak resmi yang dilakukan oleh seorang presiden, menurut Reuters.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/tham-phan-ra-phan-quyet-moi-bat-loi-cho-ong-trump-ve-vu-chi-tien-bit-mieng-185241217082949787.htm
Komentar (0)