Dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh kantor berita KCNA pada tanggal 1 Oktober, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa Washington telah mengabaikan jaminan keamanan misi Kuba di AS dan hanya ingin memasukkan negara-negara yang tidak disukainya, seperti Kuba, ke dalam daftar "negara sponsor terorisme".
Bersama dengan Kuba, tiga negara Korea Utara, Suriah, dan Iran juga ada dalam daftar di atas Departemen Luar Negeri AS.
Bendera Kuba di Kedutaan Besar Kuba di Washington DC
Seorang penyerang melemparkan dua bom bensin ke Kedutaan Besar Kuba di Washington DC pada tanggal 24 September, tetapi tidak ada yang terluka dan tidak ada kerusakan yang signifikan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa itu adalah "serangan teroris yang serius," mengingat insiden serupa pada tahun 2020 ketika seseorang menembakkan senapan ke kedutaan Kuba di Amerika Serikat.
"Ini membuktikan bahwa insiden-insiden tersebut jelas dilakukan dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah AS," ujar juru bicara Korea Utara, yang tidak disebutkan namanya, dalam pernyataan tersebut.
Pihak berwenang AS menangkap dan mendakwa seorang pria tak lama setelah penembakan tahun 2020.
Juru bicara Korea Utara mengatakan AS seharusnya "mengakui tanggung jawab tidak hanya atas insiden baru-baru ini tetapi juga atas semua insiden teroris di masa lalu dan menyelidiki kebenaran untuk menunjukkan ketulusannya", alih-alih menyatakan beberapa negara sebagai "negara sponsor terorisme".
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington mengutuk keras serangan terhadap Kedutaan Besar Kuba dan bahwa penegak hukum AS akan menyelidiki insiden tersebut. Dinas Rahasia AS mengatakan tidak ada seorang pun yang ditahan selama penyelidikan berlangsung.
Kedutaan Besar Kuba di Washington DC dibuka kembali pada tahun 2015 ketika Kuba dan AS memulihkan hubungan diplomatik. Havana menyatakan bahwa penunjukan Kuba oleh Washington sebagai "negara sponsor terorisme" dan pemberlakuan embargo ekonomi era Perang Dingin tidak dapat dibenarkan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)