Dalam 6 bulan pertama tahun 2025, ekspor makanan laut Vietnam ke AS mencapai 905 juta dolar AS, meningkat 17,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Menurut Asosiasi Eksportir dan Produsen Makanan Laut Vietnam (VASEP), pertumbuhan positif ini terutama didorong oleh tren penumpukan pesanan pada bulan Mei—periode ketika bisnis dari kedua negara bergegas menyelesaikan transaksi sebelum AS mulai menerapkan pajak timbal balik mulai 9 Juli 2025.
Tiga kelompok produk utama Vietnam, termasuk udang, ikan tra, dan tuna, terus memainkan peran utama dalam ekspor makanan laut ke pasar AS, dengan nilai total dalam 6 bulan pertama tahun ini mencapai lebih dari 700 juta USD, menyumbang 77% dari total omzet.
Dari jumlah tersebut, ekspor udang mencapai lebih dari 341 juta dolar AS, naik hampir 13% dibandingkan periode yang sama. Khususnya pada bulan Mei, ekspor udang ke AS meningkat tajam sebesar 66%, tetapi pada bulan Juni turun tajam sebesar 36,5%.
Sementara itu, nilai ekspor makanan laut ke Tiongkok mencapai 1,1 miliar dolar AS, naik 45% dibandingkan periode yang sama. Dengan angka ini, Tiongkok resmi melampaui AS dan menjadi importir makanan laut Vietnam terbesar.
Menurut VASEP, di masa mendatang, perusahaan-perusahaan Vietnam perlu mendiversifikasi pasar mereka, menghindari ketergantungan yang berlebihan pada pasar AS. Optimalisasi rantai pasokan diperlukan untuk meminimalkan biaya dan risiko logistik. Secara khusus, perusahaan disarankan untuk berfokus pada transparansi dalam ketertelusuran dan asal bahan baku. Di saat yang sama, perusahaan harus menerapkan lebih banyak teknologi dan transformasi digital, mulai dari ketertelusuran elektronik hingga manajemen pesanan cerdas, untuk meningkatkan kemampuan merespons fluktuasi kebijakan dan pasar dengan cepat.
Sumber: https://baoquangninh.vn/trung-quoc-chi-1-1-ti-usd-nhap-thuy-san-viet-nam-trong-6-thang-3367243.html
Komentar (0)