Pengguna lahan yang ingin memperpanjang masa penggunaan lahan harus mengajukan permohonan setidaknya 6 bulan sebelum masa penggunaan lahan berakhir. Setelah masa penggunaan berakhir, permohonan tidak akan diperpanjang.
Lupa Perluasan Penggunaan Lahan Akan Dicabut
Sesuai dengan Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2024 (berlaku sejak tanggal 1 Agustus), perluasan pemanfaatan tanah dilaksanakan pada tahun terakhir masa pemanfaatan tanah, kecuali sebagaimana dimaksud pada Pasal 172 Undang-Undang Pertanahan angka 1 huruf a.
Secara spesifik, pada Poin a, Ayat 1, Pasal 172 Undang-Undang Pertanahan menetapkan bahwa jangka waktu pemberian hak guna tanah dan pengakuan hak guna tanah pertanian bagi orang pribadi yang secara langsung bergerak di bidang produksi pertanian yang menggunakan tanah untuk tanaman semusim, lahan budidaya perikanan, lahan pembuatan garam, lahan tanaman tahunan, dan lahan hutan produksi yang merupakan hutan tanaman, dalam batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 176 Undang-Undang ini adalah 50 tahun. Setelah jangka waktu penggunaan tanah berakhir, tanah tersebut dapat terus digunakan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan ini tanpa harus melalui prosedur perpanjangan.
Pengguna tanah yang ingin memperpanjang masa penggunaan tanahnya harus mengajukan permohonan paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya masa penggunaan tanah. Apabila pengguna tanah tidak mengajukan permohonan dalam batas waktu yang ditentukan, perpanjangan tidak akan diberikan, kecuali dalam keadaan kahar. Apabila masa penggunaan tanah tidak diberikan, instansi pemerintah yang berwenang wajib mengambil kembali tanah tersebut sesuai dengan ketentuan undang-undang ini (Pasal 3, Pasal 172 Undang-Undang Pertanahan).Dalam batas waktu yang ditentukan di atas, pengguna tanah yang hendak memperpanjang hak guna tanahnya bila masa berlaku hak guna tanah berakhir, wajib menyampaikan berkas permohonan kepada: instansi pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana ditentukan oleh Panitia Penerimaan dan Pengembalian Dokumen Hasil Penyelesaian Tata Usaha Negara tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan; kantor pendaftaran tanah; dan kantor cabang kantor pendaftaran tanah.
Berkas permohonan perpanjangan izin pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b tercantum dalam lampiran Keputusan ini, dilengkapi dengan salah satu dokumen sebagai berikut:
Pertama, sertifikat hak guna tanah, sertifikat kepemilikan rumah, dan sertifikat hak guna tanah...
Kedua, keputusan alokasi tanah, keputusan sewa tanah, dan keputusan yang mengizinkan perubahan tujuan penggunaan tanah oleh instansi negara yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum pertanahan dari waktu ke waktu.
Ketiga, dokumen dari instansi yang berwenang yang memberikan izin perpanjangan jangka waktu operasi proyek penanaman modal, atau yang menunjukkan jangka waktu operasi proyek penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal dalam hal pemanfaatan tanah untuk melaksanakan proyek penanaman modal.
Tata cara dan prosedur perpanjangan pemanfaatan tanah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 44 Ayat 2, Pasal 3, Pasal 44 ayat (2), Pasal 44 ayat (3), Pasal 44 ayat (4), dan Pasal 6 ayat (6), Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2024. Isi keputusan perpanjangan pemanfaatan tanah adalah sesuai dengan Formulir Nomor 04e dalam Lampiran yang diterbitkan bersama dengan Peraturan Pemerintah ini.
Dalam hal pemakai tanah tidak mengajukan permohonan sertifikat baru, maka perubahan jangka waktu penggunaan tanah tersebut wajib dikonfirmasi oleh kantor pendaftaran tanah atau cabang kantor pendaftaran tanah pada sertifikat yang telah diterbitkan.
Prosedur untuk memastikan keberlanjutan penggunaan lahan pertanian
Sesuai dengan Pasal 65 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2002 tentang Pertanahan, pengguna tanah pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 Ayat (1) huruf a dan Pasal 174 Ayat (1) Undang-Undang Pertanahan yang ingin menegaskan kembali jangka waktu penggunaan tanah pada sertifikat yang telah diterbitkan, harus mengikuti prosedur sebagai berikut:
Pengguna tanah mengajukan permohonan penegasan ulang jangka waktu pemanfaatan tanah secara tertulis sesuai Formulir Nomor 09 dalam Lampiran yang diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 102 dan surat keterangan yang diterbitkan kepada instansi yang menerima berkas dan menyampaikan hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (1) Keputusan Presiden ini.
Apabila masyarakat mengajukan permohonan kepada Panitia Rakyat di kecamatan tempat tanah itu berada, maka panitia inilah yang bertugas menyerahkan berkas permohonan kepada kantor pertanahan atau cabang kantor pertanahan.
Kantor pendaftaran tanah, atau cabang kantor pendaftaran tanah, memeriksa catatan; mengonfirmasi durasi penggunaan tanah yang berkelanjutan sesuai dengan sertifikat yang diberikan, atau menerbitkan sertifikat baru jika pengguna tanah membutuhkannya. Memperbarui dan mengoreksi basis data tanah dan catatan kadaster; menyerahkan sertifikat kepada pengguna tanah, atau menyerahkannya kepada Komite Rakyat tingkat komune untuk dikembalikan kepada masyarakat.
Batas waktu untuk melaksanakan prosedur di atas diputuskan oleh Komite Rakyat Provinsi tetapi tidak lebih dari 7 hari kerja.
Komentar (0)