Sutra laba-laba telah lama dikenal sebagai material alami yang paling tahan lama. Bahkan ada spesies laba-laba yang menghasilkan sutra yang lima kali lebih kuat daripada baja, seperti laba-laba pertapa cokelat. Namun, kita juga perlu bertanya-tanya mengapa sutra laba-laba, yang tampak begitu rapuh, ternyata begitu tahan lama. Ini juga merupakan pertanyaan yang telah membingungkan para ilmuwan , dan mereka baru saja menemukan jawabannya.
Sutra laba-laba sangat kuat, bahkan lebih kuat dari kawat baja.
Sutra laba-laba memiliki struktur yang unik.
Sutra laba-laba adalah serat protein yang diproduksi dan dipintal oleh laba-laba. Mereka menggunakannya untuk membuat jaring guna menangkap mangsa atau melindungi telur dan bayi laba-laba. Struktur serat sutra yang kuat ini memungkinkan laba-laba menangkap mangsa yang ukurannya berkali-kali lipat dari mereka.
Baru-baru ini, para peneliti di College of William and Mary (AS) menggunakan mikroskop gaya atom untuk mengamati struktur mikro serat sutra yang dibuat laba-laba pertapa cokelat untuk melindungi telur dan menangkap mangsa. Mereka menemukan bahwa setiap helai sutra laba-laba, yang lebih tipis dari rambut manusia, sebenarnya terdiri dari ribuan nanofiber berbeda, dengan diameter hanya 20 nm dan panjang sekitar 1 μm.
Serat nano ini mungkin tampak tidak panjang, tetapi dapat meregang hingga 50 kali ukuran aslinya. Struktur ini membuat sutra laba-laba sangat kuat dan tangguh, dengan kekuatan dan daya tahan hingga 5 kali lipat lebih besar daripada batang baja berukuran sama.
Sutra laba-laba dapat meregang hingga 50 kali ukuran aslinya.
Sebelumnya, para ilmuwan di seluruh dunia telah mengklaim bahwa sutra laba-laba terbuat dari serat nano tetapi tidak ada bukti kuat sampai penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ACS Macro Letters (USA).
Hal ini karena sutra laba-laba pertapa cokelat terbuat dari serat nano yang tersusun dalam susunan datar, alih-alih pola silinder seperti kebanyakan laba-laba lainnya. Hal ini memudahkan para ilmuwan untuk mengamati mereka menggunakan mikroskop gaya atom.
Hal ini melengkapi penelitian yang dilakukan tim pada tahun 2017, yang menunjukkan bagaimana laba-laba pertapa cokelat memperkuat sutera mereka menggunakan teknik pelintiran khusus. Layaknya mesin jahit kecil, laba-laba pertapa cokelat menenun sekitar 20 benang nano untuk setiap milimeter sutera yang dipintalnya, memperkuat benang agar tidak putus.
Sehelai sutra laba-laba "dikorbankan" untuk mempertahankan struktur keseluruhannya.
Para ahli mekanika molekuler telah meneliti jaring berbagai spesies laba-laba, termasuk laba-laba taman Eropa Araneus diadematus dan laba-laba pembuat jaring Nephila clavipes. Dengan mempelajari sutra pada tingkat molekuler, mereka menemukan bahwa mereka dapat menjelaskan kekuatan jaring laba-laba.
Dr. Buehler menjelaskan bahwa serat sutra dapat "dikorbankan" untuk mempertahankan struktur keseluruhannya. "Ketika serat sutra ditarik, struktur molekulnya meregang seiring bertambahnya gaya, sehingga seratnya pun meregang," ujarnya.
Sutra laba-laba hanya putus ketika ingin mempertahankan struktur keseluruhannya.
Perubahan ini terjadi dalam empat tahap: pertama, seluruh filamen diregangkan; kemudian, fase relaksasi di mana protein "terbuka". Ketiga, filamen mengalami fase kaku yang menyerap gaya paling besar. Tahap terakhir sebelum filamen putus diibaratkan oleh Buehler seperti merobek selembar pita; juga dibutuhkan gaya yang besar untuk memutuskan filamen karena protein-protein tersebut disatukan oleh ikatan hidrogen yang lengket.
“Kekuatan jaring laba-laba tidak hanya bergantung pada kekuatan benang sutranya, tetapi juga pada perubahan sifat mekanisnya saat ditarik,” ujar Dr. Buehler.
Tuyet Anh (Sumber: Sintesis)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)