Penipuan keuangan adalah bentuk penipuan yang ditujukan untuk mencuri informasi pribadi dan keuangan yang melibatkan peniruan lembaga keuangan, sistem pembayaran, dan platform e-commerce.
Menurut laporan tersebut, di Asia Tenggara, Thailand mencatat jumlah serangan penipuan keuangan tertinggi dengan 141.258 kasus, diikuti oleh Indonesia dengan 48.439 kasus. Vietnam dan Malaysia berada di peringkat ke-3 dan ke-4 dengan jumlah tercatat masing-masing 40.102 dan 38.056.
Singapura dan Filipina adalah dua negara yang mencatat serangan penipuan keuangan paling sedikit dengan 28.591 dan 26.080 kasus.
Dengan demikian, Thailand dan Singapura mencatat peningkatan tertinggi, masing-masing 582% dan 406% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Menurut statistik, penipuan umum adalah menyamar sebagai merek e-commerce, bank, dan aplikasi pembayaran, dengan tujuan mencuri informasi login dan data pribadi sensitif pengguna dan bisnis.
Para pelaku menggunakan berbagai serangan non-teknis yang canggih, menyamar sebagai lembaga keuangan untuk menipu, mengancam, dan memaksa korban. Dalam banyak kasus, pelaku juga menyamar sebagai badan amal untuk memikat korban agar menyumbang ke dana palsu.
Menurut penilaian, serangan penipuan keuangan meningkat pesat karena penjahat siber terus meningkatkan taktik dan taktik penipuan mereka agar semakin canggih. Jumlah serangan meningkat 41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menjelaskan hal ini: analis mengatakan pertumbuhan ekonomi digital yang kuat dan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan dan otomatisasi oleh penjahat dunia maya, sehingga menciptakan konten penipuan yang lebih canggih dan tertarget.
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/viet-nam-lot-top-3-dong-nam-a-ve-tan-cong-lua-dao-tai-chinh.html
Komentar (0)