Pada Forum Skenario Ekonomi Vietnam (VESF) ke-17 yang diadakan pada tanggal 7 Januari, para pakar internasional memberikan komentar tentang prospek ekonomi Vietnam pada periode mendatang.
Dalam pidato utamanya di forum tersebut, Associate Professor Dr. Nguyen Hong Son, Wakil Ketua Komisi Ekonomi Pusat, menyampaikan bahwa perekonomian Vietnam menghadapi tantangan dan peluang besar saat ini. Dengan tujuan ambisius yang tertuang dalam Resolusi Kongres Nasional Partai ke-13, kita harus mengatasi berbagai kesulitan dan sekaligus menciptakan terobosan dalam pembangunan untuk mencapai tujuan jangka panjang negara ini, yaitu menjadi negara maju pada tahun 2045.
Fluktuasi ekonomi global, persaingan strategis antarnegara besar, atau perubahan cepat dalam rantai pasokan global, semuanya berdampak besar pada perekonomian Vietnam. Lebih lanjut, Bapak Tim Evans, Direktur Jenderal HSBC Vietnam, menjelaskan lebih lanjut saran Associate Professor Dr. Nguyen Hong Son, dan berkomentar bahwa tahun 2025 diperkirakan tidak akan "tenang dan damai". Seluruh dunia, termasuk Vietnam, masih akan menghadapi tantangan dari konflik geopolitik , guncangan harga pascapandemi, atau perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump 2.0. Beberapa tantangan lain yang dapat disebutkan adalah tarif atau pergeseran perdagangan, dan dampaknya bahkan lebih besar daripada sebelumnya.
Bapak Tim Evans - Direktur Jenderal HSBC Vietnam pada Forum Skenario Ekonomi Vietnam (VESF) ke-17 |
Di tengah berbagai tantangan ekonomi global , Vietnam masih mencatat tanda-tanda positif. Pada tahun 2024, Vietnam mencatat pertumbuhan FDI selama 3 tahun berturut-turut. Para ahli mengakui bahwa Vietnam telah mengelola variabel-variabel makroekonomi dengan baik, termasuk inflasi.
Bapak Shantanu Chakraborty, Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB) di Vietnam, mencatat bahwa surplus perdagangan sekitar 24 miliar dolar AS pada tahun 2024 dan rekor modal FDI yang dicairkan sebesar 22 miliar dolar AS merupakan pencapaian yang menggembirakan. Bapak Shantanu Chakraborty menilai bahwa Vietnam telah melakukan upaya reformasi kelembagaan, terutama amandemen dan pengesahan serangkaian undang-undang yang berdampak positif terhadap daya tarik investasi seperti Undang-Undang Penanaman Modal Publik, Undang-Undang Penawaran Umum, dan Undang-Undang Ketenagalistrikan. Bapak Shantanu Chakraborty menekankan bahwa reformasi investasi publik merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi, karena peningkatan investasi publik sebesar 1% dapat meningkatkan PDB sekitar 0,06%.
Bapak Shantanu Chakraborty, Direktur Negara Bank Pembangunan Asia (ADB) |
Selain itu, langkah-langkah Pemerintah yang sangat hati-hati berperan besar dalam menjaga keseimbangan antara kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan moneter yang mendorong pertumbuhan. Direktur ADB menilai Vietnam masih menjadi bintang cemerlang di Asia Tenggara dalam hal pertumbuhan ekonomi, dan di masa mendatang, akan terus berpeluang menjadi tujuan favorit arus modal FDI.
Senada dengan itu, Bapak Tim Evans berkomentar bahwa Vietnam akan terus menarik investasi asing langsung: "Untuk setiap nasabah asing yang kami hubungi, mereka semua mengatakan ingin memperluas investasi di Vietnam karena Vietnam memiliki keunggulan dalam sumber daya manusia, kebijakan terbuka, serta lokasi geografis yang menguntungkan." Vietnam telah membuat banyak komitmen dan menandatangani perjanjian perdagangan dengan mitra asing. Dalam konteks tersebut, Vietnam akan terus menarik lebih banyak investasi asing langsung dan berperan sebagai pusat produksi. Vietnam berada di jalur yang tepat untuk menjadi bintang baru dalam perdagangan global, tegas Direktur Jenderal HSBC Vietnam.
Untuk terus mempertahankan momentum pertumbuhan, Bapak Shantanu Chakraborty meyakini bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan Vietnam adalah mempercepat implementasi reformasi yang sedang berlangsung, mencapai efisiensi dalam aparatur administrasi, pengambilan keputusan, dan mendorong investasi publik. Efektivitas reformasi ini harus segera menyebar ke seluruh sektor ekonomi untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Bapak Andrea Coppola, Kepala Ekonom Program Pertumbuhan, Keuangan, dan Kelembagaan yang Berkeadilan Bank Dunia (WB) di Vietnam, Laos, dan Kamboja, mengatakan bahwa prospek ekonomi pada tahun 2025 secara umum positif. Mempertahankan momentum pertumbuhan berkelanjutan mengharuskan negara kita untuk berfokus pada bidang-bidang utama seperti sumber daya manusia, infrastruktur, dan kelembagaan. Berinvestasi dalam sumber daya manusia, meningkatkan sistem transportasi dan energi akan membantu Vietnam meningkatkan daya saingnya sekaligus meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Perwakilan WB juga berkomentar bahwa modernisasi kelembagaan adalah kunci untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi sektor swasta untuk berkembang, sehingga membantu negara kita mewujudkan tujuan menjadi negara berpendapatan tinggi.
[iklan_2]
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/viet-nam-tiep-tuc-co-co-hoi-tro-thanh-diem-den-yeu-thich-cua-dong-von-fdi-159679.html
Komentar (0)