Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Tren perjalanan minimalis sedang meningkat di kalangan anak muda global

Beberapa maskapai penerbangan di AS dan Eropa telah mulai menawarkan manfaat khusus bagi penumpang "Naked Flying" yang tidak membawa barang bawaan, seperti prioritas naik pesawat atau peningkatan kursi.

VietnamPlusVietnamPlus06/07/2025

Menurut seorang reporter VNA di Thailand, tren perjalanan baru yang disebut “Naked Flying” tengah menarik perhatian kaum muda, terutama generasi Gen Y dan Gen Z.

Meskipun namanya mungkin menyesatkan, tren ini tidak ada hubungannya dengan pakaian, tetapi mencerminkan gaya perjalanan minimalis dan tanpa beban yang bertujuan untuk mengurangi stres dan menyederhanakan pengalaman perjalanan.

Pelancong Naked Flying hanya membawa barang-barang paling penting sebisa mungkin seperti ransel kecil, tas laptop atau bahkan barang-barang yang muat di saku mereka.

Mereka tidak membawa barang bawaan dan bagasi terdaftar untuk mempersingkat waktu check-in, meningkatkan fleksibilitas saat bepergian dan menghindari kerepotan yang tidak perlu di bandara.

Tren ini saat ini terbagi menjadi tiga kelompok utama. Pertama, kelompok minimalis absolut, yang terdiri dari wisatawan yang hanya membawa barang-barang penting seperti ponsel, pengisi daya, dompet, dan kacamata hitam, tanpa membawa pakaian ganti atau barang pribadi. Metode ini cocok untuk perjalanan singkat atau liburan akhir pekan.

Kelompok kedua adalah "orang-orang berkantong tipis". Para pelancong ini dengan cerdik memanfaatkan setiap saku untuk membawa barang-barang kecil seperti sikat gigi, obat-obatan, tabir surya, dll. Mereka menjaga barang bawaan mereka seminimal mungkin, tetapi memastikan mereka memiliki cukup barang penting untuk perjalanan.

Kelompok ketiga—kelompok yang biasanya paling cermat merencanakan—disebut "tim pengiriman". Alih-alih membawa barang bawaan, mereka mengirimkan barang-barang mereka ke destinasi wisata terlebih dahulu melalui layanan pengiriman ekspres. Hal ini membuat mereka bergerak lebih ringan, tetapi membutuhkan biaya dan persiapan yang matang.

Sebuah studi perjalanan global tahun 2024 menemukan bahwa sekitar 35% wisatawan kini memilih untuk hanya membawa satu tas pribadi atau tas jinjing kompak saat bepergian, dan sepenuhnya menghindari check-in bagasi.

Salah satu alasan utama di balik preferensi ini adalah keinginan untuk mengurangi “kelelahan dalam mengambil keputusan” – gagasan bahwa semakin sedikit barang bawaan berarti semakin sedikit pilihan, sehingga perjalanan menjadi lebih sederhana dan tidak terlalu menegangkan.

"Naked Flying" telah menarik perhatian beberapa maskapai penerbangan di AS dan Eropa, karena mereka mulai menawarkan manfaat khusus bagi penumpang tanpa bagasi kabin, seperti prioritas naik pesawat atau peningkatan kursi.

Di Asia, tren “Naked Flying” juga menyebar, terutama di India di mana banyak influencer media sosial melihatnya sebagai simbol gaya hidup modern, minimalis, dan mandiri.

Namun, tren ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Banyak pelancong yang awalnya berencana untuk bepergian minimal akhirnya berbelanja terlalu banyak di tempat tujuan, bahkan harus membeli koper tambahan untuk dibawa pulang.

Selain itu, jika tidak diperhitungkan dengan matang, membawa barang yang kurang dari yang dibutuhkan dapat menyebabkan timbulnya biaya tak terduga dan mengganggu pengalaman yang diharapkan sederhana dan fleksibel.

Meskipun masih banyak perdebatan tentang kepraktisannya, “Naked Flying” mencerminkan perubahan kebiasaan bepergian, yang menekankan inisiatif, fleksibilitas, dan pengalaman daripada ketergantungan pada material dan kenyamanan tradisional.

(TTXVN/Vietnam+)

Sumber: https://www.vietnamplus.vn/xu-huong-du-lich-toi-gian-len-ngoi-trong-gioi-tre-toan-cau-post1048194.vnp


Komentar (0)

Silakan tinggalkan komentar untuk berbagi perasaan Anda!

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Katedral Notre Dame di Kota Ho Chi Minh diterangi dengan terang benderang untuk menyambut Natal 2025
Gadis-gadis Hanoi "berdandan" cantik untuk menyambut Natal
Cerah setelah badai dan banjir, desa krisan Tet di Gia Lai berharap tidak akan ada pemadaman listrik untuk menyelamatkan tanaman.
Ibu kota aprikot kuning di wilayah Tengah mengalami kerugian besar setelah bencana alam ganda

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Kedai kopi Dalat mengalami peningkatan pelanggan sebesar 300% karena pemiliknya berperan dalam film 'silat'

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk