Jika ada semut yang merayap ke dalam telinga anak, haruskah kita menutup hidung, mulut, dan telinga satunya agar semut bisa bernapas dan merangkak keluar? (Dong Tri, Dak Nong )
Membalas:
Secara anatomis, struktur masing-masing telinga bersifat independen dan tidak saling terhubung. Setiap telinga memiliki jalurnya sendiri menuju hidung, yang disebut tuba Eustachius. Oleh karena itu, tidak tepat jika seorang anak menutup telinga, hidung, dan mulut yang lain karena ia berpikir semut akan merangkak keluar karena kekurangan udara ketika memasuki salah satu telinga.
Penanganan serangga yang tidak tepat saat masuk ke telinga dapat menyebabkan otitis eksterna, bahkan merusak telinga dan menyebabkan perforasi gendang telinga. Oleh karena itu, jika mencurigai adanya serangga yang masuk ke telinga, orang tua harus segera membawa anak ke fasilitas medis agar dokter THT dapat melakukan endoskopi telinga, memeriksa, dan mengeluarkan serangga dari telinga (jika ada). Selain itu, menutup hidung dan mulut anak juga sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sesak napas yang berujung pada gagal napas.
Serangga yang masuk ke telinga sangat umum, terutama pada anak-anak yang tinggal di lingkungan yang dekat dengan alam seperti di dekat ladang, perbukitan, hutan, sungai, dan aliran air. Serangga yang masuk ke telinga tidak hanya menyebabkan infeksi, tetapi banyak spesies juga dapat menjadi parasit dan meletakkan larva di telinga. Larva dapat menembus jauh ke dalam telinga, menembus gendang telinga, dan masuk ke jaringan kompleks di hidung, sinus, dan otak, yang sangat berbahaya.
Menutup telinga saat serangga masuk adalah cara yang salah. Foto: Freepik
Untuk mencegah risiko serangga masuk ke telinga anak, orang tua sebaiknya memperhatikan kebersihan kamar tidur anak setiap hari. Hindari menjatuhkan makanan dan minuman, terutama permen dan gula-gula di tempat tidur bayi atau tempat tidur bayi, yang dapat menarik semut dan serangga lainnya. Anak-anak sebaiknya tidak mandi di air yang tercemar atau air liar di alam seperti sungai di hutan, rawa, dan danau. Anak-anak sebaiknya tidak tidur di tempat yang terlalu banyak pepohonan atau ruangan terbuka yang rentan terhadap serangan serangga.
Ketika anak mengalami luka terbuka di telinga atau cedera telinga akibat otitis, orang tua perlu memperhatikan pembersihan nanah sesuai petunjuk dokter, mengambil langkah-langkah untuk menutup dan melindungi telinga, serta menghindari serangga. Jangan biarkan lalat menyentuh telinga anak yang terluka karena dapat menyebarkan parasit, yang memperburuk infeksi. Lalat juga dapat bertelur, yang menetas menjadi larva (belatung) yang menyebabkan infeksi dan merusak jaringan di telinga. Larva juga dapat berpindah ke berbagai struktur yang berhubungan, yang dapat membahayakan nyawa.
Musim panas adalah waktu di mana serangga seperti lalat, nyamuk, dan semut berkembang biak dan tumbuh paling pesat. Orang tua juga harus mengambil langkah-langkah untuk mengusir dan membasmi serangga dari lingkungan tempat tinggal anak-anak mereka, seperti menyemprotkan insektisida secara berkala dan menggunakan kelambu anti-nyamuk.
Kamper dapat mengusir serangga, tetapi beracun dan berbahaya bagi anak-anak jika tertelan. Kamper memiliki ukuran dan warna yang sangat mirip permen, sehingga sangat menarik sekaligus membingungkan bagi anak-anak, terutama anak di bawah usia 5 tahun. Risiko anak-anak memakan dan menelan kamper sangat tinggi. Menelan kamper dapat menyebabkan keracunan, muntah, gangguan pencernaan, diare, sakit perut, kehilangan kesadaran, atau kerusakan pada area kulit yang terpapar. Keracunan parah dapat menyebabkan kematian.
MSc.MD.CKI Nguyen Thi Thuc Nhu
Pusat THT, Rumah Sakit Umum Tam Anh, Kota Ho Chi Minh
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)