
Djokovic masih menghadapi gelombang kritik pedas di Serbia - Foto: REUTERS
September lalu, pemain tenis Novak Djokovic membuat kehebohan ketika ia memutuskan meninggalkan negara asalnya Serbia untuk mencari kehidupan baru di Athena, Yunani.
Langkah ini diambil setelah berbulan-bulan mendapat kritik keras dari media pro- Serbia atas dukungan publiknya terhadap protes mahasiswa.
Secara khusus, pemain tenis peraih 24 gelar Grand Slam itu menyatakan solidaritasnya dengan para pelajar yang berunjuk rasa setelah runtuhnya atap stasiun kereta di Novi Sad yang menewaskan 16 orang.
Para mahasiswa menuduh insiden tersebut merupakan akibat korupsi dalam pemerintahan Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Di saat yang sama, mereka menuntut reformasi politik .
Djokovic sebelumnya telah menyatakan pendiriannya dengan jelas di media sosial: "Sebagai orang yang sangat percaya pada kekuatan kaum muda dan keinginan mereka untuk masa depan yang lebih baik, saya percaya penting agar suara mereka didengar.
Serbia memiliki potensi besar dan pemuda yang terdidik adalah kekuatan terbesar negara ini. Yang kita semua butuhkan adalah pengertian dan rasa hormat. Bersamamu, Novak.
Setelah kepindahan Djokovic, ketegangan politik berubah menjadi vandalisme. Sebuah mural di Beograd yang menggambarkan Djokovic mengenakan pakaian tenis putih tradisional di Wimbledon, yang selesai awal tahun ini, terkena percikan cat.

Foto Djokovic di Serbia (kiri) terkena percikan cat setelah ia pindah ke Yunani untuk tinggal - Foto: Dailymail
Di balik hiruk pikuk politik, keluarga Djokovic mulai beradaptasi dengan kehidupan baru mereka di pinggiran selatan Athena. Kedua anaknya, Stefan (11) dan Tara (8), terdaftar di sekolah swasta internasional Saint Lawrence College di Inggris pada bulan September.
Ada spekulasi bahwa Djokovic sedang mempertimbangkan untuk mengajukan Golden Visa Yunani, yang memberikan status penduduk dengan imbalan investasi. Ia bahkan bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dua kali sebelum mendaftarkan anak-anaknya.
Di pihak Serbia, Presiden Vucic mencoba meredakan ketegangan, menekankan bahwa dia tidak akan pernah mengatakan hal buruk tentang legenda tenis tersebut.
Meski begitu, keputusan Djokovic untuk meninggalkan tanah airnya setelah menjadi sasaran karena alasan politik tetap menjadi pukulan besar bagi banyak orang Serbia, dan telah menjadi berita utama internasional.
Sumber: https://tuoitre.vn/buc-tranh-tuong-cua-novak-djokovic-bi-pha-hoai-sau-khi-anh-roi-khoi-serbia-20251023122056591.htm
Komentar (0)