Menurut data Direktorat Jenderal Pajak, hingga saat ini realisasi pengembalian pajak secara elektronik sudah mencapai 99%, dengan hampir 80% berkas pengembalian PPN yang melalui proses pra-pemeriksaan dan pasca-pemeriksaan diselesaikan dengan cepat oleh otoritas pajak dalam waktu 6 hari kerja sejak permohonan pengembalian diterima secara lengkap dari wajib pajak.
Penyelesaian berkas restitusi pajak yang cepat dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Administrasi Perpajakan telah menciptakan kondisi bagi perusahaan untuk segera melakukan perputaran modal, meningkatkan efisiensi penggunaan modal, dan berkontribusi pada pengembangan produksi, bisnis, serta ekspor barang. Namun, masih terdapat keterlambatan dalam penyelesaian berkas restitusi PPN wajib pajak, sehingga menimbulkan kemarahan publik.
Direktur Jenderal Pajak bertanggung jawab penuh jika ada keluhan masyarakat terkait restitusi PPN. (Foto: CP)
Menghadapi situasi ini, Direktorat Jenderal Pajak meminta agar Direksi Departemen Pajak segera melaksanakan tugas tertentu tanpa ditunda-tunda.
Pertama, Direktur bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan restitusi PPN di daerah, mengarahkan organisasi agar melaksanakan restitusi pajak di wilayah kewenangannya dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, tidak membiarkan restitusi berlarut-larut yang dapat menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Direktur bertugas mengalokasikan sumber daya yang cukup dan mengarahkan unit-unit di bawahnya agar segera menyelesaikan pemeriksaan restitusi pajak atas permohonan restitusi pajak yang diterima dari wajib pajak dan tergolong sebagai subjek pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan pendahuluan, serta memastikan permohonan restitusi pajak wajib pajak diproses tepat waktu, tepat pada subjek dan kasus yang berhak atas restitusi pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kedua, terhadap permohonan restitusi PPN yang telah diperiksa dan ditetapkan layak untuk direstitusi, segera menerbitkan surat keputusan restitusi pajak kepada badan usaha, dengan memastikan terpenuhinya batas waktu yang ditentukan.
Untuk permohonan restitusi PPN yang sedang diperiksa dan diverifikasi untuk menentukan jumlah pajak yang memenuhi syarat, wajib pajak harus diberitahu tentang perkembangan proses permohonan dan perkiraan waktu pemrosesan restitusi pajak untuk wajib pajak guna memastikan keterbukaan informasi dan transparansi. Untuk jumlah pajak yang telah diperiksa dan diverifikasi, restitusi pajak wajib pajak harus segera diproses sesuai ketentuan Pasal 34 Surat Edaran Kementerian Keuangan No. 80/2021/TT-BTC tanggal 29 September 2021, tanpa menunggu verifikasi lengkap untuk memproses restitusi pajak wajib pajak.
Ketiga, apabila permohonan restitusi pajak tersebut menunjukkan indikasi pelanggaran hukum dan telah dilimpahkan kepada instansi penyidik, maka wajib diberikan surat pemberitahuan kepada wajib pajak dan berdasarkan kesimpulan instansi yang berwenang, wajib ditangani sesuai ketentuan perundang-undangan.
Keempat, untuk berkas restitusi PPN yang bermasalah dan masukan dari Asosiasi dan badan usaha: segera adakan dialog dengan Asosiasi dan badan usaha mulai 29 Mei 2023 hingga 2 Juni 2023 untuk mengklarifikasi permasalahan, merangkum, dan melaporkan hasilnya kepada Direktorat Jenderal Pajak; secara proaktif menangani dan menyelesaikan permasalahan yang berada dalam kewenangan Direktorat Jenderal Pajak. Apabila permasalahan tersebut berada di luar kewenangan Direktorat Jenderal Pajak, laporkan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan arahan penanganan yang tepat waktu.
Kelima, menerima berkas permohonan restitusi PPN sesuai dengan komponen dan prosedur yang diatur dalam Pasal 28 Surat Edaran No. 80/2021/TT-BTC. Apabila berkas tidak diterima karena prosedur yang tidak memadai, wajib mengirimkan surat pemberitahuan tertulis kepada wajib pajak yang menyebutkan alasan penolakan sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Surat Edaran No. 80/2021/TT-BTC tanggal 29 September 2021 dari Kementerian Keuangan.
Keenam, Segera melakukan peninjauan kembali terhadap berkas pelaporan PPN bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan barang dan jasa ekspor serta perusahaan yang sedang melaksanakan proyek penanaman modal di daerah, sebagai acuan bagi perusahaan dalam melakukan pelaporan dan penyampaian berkas restitusi pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Memperkuat sosialisasi kebijakan tata cara dan berkas restitusi pajak melalui Surat Edaran Kementerian Keuangan Nomor 80/2021/TT-BTC tanggal 29 September 2021 agar badan usaha proaktif dalam penyusunan berkas restitusi pajak, menciptakan kondisi yang kondusif bagi fiskus dalam penerimaan berkas, dan menghindari berkas yang tidak memenuhi syarat saat diserahkan kepada fiskus.
Ketujuh, Memperkuat pengawasan pasca restitusi dan pemeriksaan terhadap putusan restitusi pajak yang dikenakan pra restitusi dan pasca inspeksi, agar dapat segera mendeteksi adanya penggunaan faktur pajak ilegal atau penyalahgunaan faktur pajak, praktik pengambilan keuntungan dalam restitusi pajak untuk merugikan keuangan negara, dan menindak tegas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terhadap jumlah pajak yang dikembalikan dan masih menunggu tanggapan dan hasil verifikasi dari instansi terkait, Otoritas Pajak harus menyatakan secara jelas dalam laporan hasil pemeriksaan dan kesimpulan bahwa tidak cukup dasar untuk menyimpulkan bahwa jumlah pajak tersebut layak untuk dikembalikan.
Setelah menerima tanggapan dan hasil verifikasi dari instansi terkait, Otoritas Pajak menetapkan bahwa jumlah pajak yang dikembalikan tidak memenuhi syarat untuk dikembalikan, dan akan menerbitkan Keputusan tentang pemulihan pengembalian pajak dan mengenakan sanksi administrasi dan denda keterlambatan (jika ada) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Direktur Departemen Pajak mengarahkan departemen propaganda dan dukungan untuk meningkatkan propaganda, bimbingan, dan dukungan bagi para pembayar pajak di daerah agar segera memahami dan melaksanakan kebijakan tentang perluasan, pembebasan, dan pengurangan pajak, biaya, pungutan, dan sewa tanah yang disetujui oleh otoritas yang berwenang untuk mendukung masyarakat dan bisnis, serta mempromosikan produksi dan bisnis.
Direktorat Jenderal Pajak meminta kepada Direktur Jenderal Pajak di lingkungan provinsi dan kabupaten/kota untuk segera melaksanakan instruksi tersebut di atas dengan sungguh-sungguh.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)