Secara khusus, Tn. Johnson mengundurkan diri setelah menerima hasil investigasi oleh anggota parlemen tentang pernyataan tidak benar yang ia buat kepada parlemen Inggris tentang "partygate", sebuah pesta yang menarik banyak anggota partai pemerintah untuk hadir sementara negara tersebut terkunci karena pandemi Covid-19.
Boris Johnson, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, berpidato di Downing Street pada Mei 2022
Penyelidikan ini diketuai oleh seorang anggota parlemen senior dari Partai Buruh, tetapi mayoritas anggota parlemen di komite tersebut adalah anggota Partai Konservatif. Saat mengumumkan pengunduran dirinya, mantan perdana menteri tersebut menuduh lawan-lawannya berusaha menyingkirkannya. "Dengan sangat sedih saya meninggalkan parlemen - setidaknya untuk saat ini," ujarnya.
Mantan Perdana Menteri Johnson juga mengatakan ia telah menerima surat dari komite hak istimewa parlemen yang menegaskan bahwa para anggota parlemen bertekad menggunakan proses pemakzulan untuk menyingkirkannya. Ia menuduh komite tersebut memiliki pertimbangan politik dalam mengambil langkah ini. "Saya dipaksa mundur oleh segelintir orang tanpa bukti yang mendukung klaim mereka," ujarnya.
Tuan Johnson menyebut komite yang menyelidikinya sebagai "pengadilan yang kacau". "Tujuan mereka sejak awal adalah untuk menghukum saya, terlepas dari faktanya," ujarnya. Ia mengisyaratkan bahwa karier politiknya mungkin belum berakhir.
Mantan Perdana Menteri Inggris Johnson mengatakan Jerman ingin Ukraina menyerah, Berlin membantahnya
Keputusan Tn. Johnson untuk mengundurkan diri akan memicu pemilihan khusus untuk menggantikannya di DPR, membuka kembali perpecahan yang mendalam dalam Partai Konservatif yang berkuasa menjelang pemilihan umum yang diperkirakan akan diadakan tahun depan.
Komite tersebut mengatakan akan bertemu pada tanggal 12 Juni untuk menyelesaikan penyelidikannya dan akan segera merilis laporan, menurut kantor berita AP.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)