Ibu Rophyah, yang tinggal di komune Chau Phong, mengatakan bahwa kue tradisional masyarakat Cham sangat beragam dan kaya rasa. Tergantung pada bentuk dan cara pengolahannya, masing-masing kue memiliki nama yang sesuai. Dalam pesta atau hari raya tradisional masyarakat Cham, kue-kue lezat merupakan hadiah berharga yang diberikan tuan rumah kepada para tamu. Setelah pesta selesai, mereka akan disuguhi hidangan penutup berupa kue-kue lezat sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah. Makan kue, minum air putih, dan berbincang bersama membuat suasana pesta semakin meriah.
Dahulu, hampir setiap keluarga membuat kue pada acara-acara penting, tetapi kini, hanya orang tua atau mereka yang menggantungkan hidup dari membuat kue yang masih ingat cara membuat kue tradisional masyarakat Cham. Mulai dari kue populer seperti kue bolu, kue Namparang, hingga kue dengan metode pembuatan yang rumit yang biasanya hanya muncul pada pernikahan atau hari raya penting masyarakat Cham seperti kue jahe, kue telur, kue bintang, dan kue sarang burung, semuanya memiliki makna tersendiri. Ada kue yang muncul pada pernikahan untuk mengucapkan selamat atas kebahagiaan pasangan muda, dan ada juga kue yang muncul pada hari raya Tet dengan harapan agar anak-anak dan keluarga dapat bersatu kembali.
Orang Cham membuat kue tradisional
Ibu Hasanah, yang tinggal di komune Chau Phong, memiliki pengalaman hampir 20 tahun dalam membuat kue tradisional masyarakat Cham. Menurut Ibu Hasanah, cara membuat kue tradisional masyarakat Cham sederhana, tetapi tidak salah juga jika dikatakan rumit dan rumit. Sederhana karena bahan-bahan utamanya adalah tepung beras, tepung terigu, gula, telur ayam, dan hampir semua jenis kue menggunakan santan karena akan meningkatkan lemak dan aroma, tetapi tidak berminyak. Khususnya, membuat kue tradisional membutuhkan banyak waktu karena hampir semua langkah harus dilakukan secara manual.
Untuk membuat Namparang, Anda harus menyiapkan bahan-bahan sehari sebelumnya agar bisa dijual keesokan paginya. Pembuat kue harus berpengalaman dan mencampur bahan-bahan dengan proporsi yang tepat. Kemudian, ratakan adonan di atas loyang, tutup dengan cepat, dan panggang hingga kue matang. Tutup tembikar dipanaskan di atas tungku arang agar saat dipanggang, bagian bawah dan atas kue panas, sehingga kue mengembang lebih indah. Kue tidak perlu dibalik, melainkan dipanggang di atas tungku kayu hingga kedua sisinya berwarna cokelat keemasan, dengan sedikit bagian tengah yang kenyal dan mengembang. Sebelum matang, sedikit biji wijen sangrai ditaburkan di atasnya. Kue Namparang memiliki lapisan luar yang renyah, dan bagian dalam yang kenyal, manis, berlemak, dan harum. "Membuat kue tradisional suku Cham memang sulit, tetapi saya senang dapat berkontribusi dalam melestarikan profesi dan budaya tradisional bangsa ini," ujar Ibu Hasanah.
Sejak kecil, Ibu Faty, yang tinggal di komune Chau Phong, diajari nenek dan ibunya membuat kue tradisional suku Cham. Berkat keahliannya dalam membuat kue dan mengetahui cara membuat berbagai jenis kue, ia membuka kios kecil di depan rumahnya, menjual berbagai jenis kue tradisional kepada penduduk lokal dan wisatawan. Menurut Ibu Faty, kue yang lezat haruslah merupakan perpaduan rasa yang kaya, tampilan yang menarik, dan warna yang serasi. Oleh karena itu, seorang pembuat kue harus teliti dalam setiap langkahnya. Ibu Faty membuat kue dari pagi hingga sore hari untuk menyelesaikannya dan kemudian membawanya ke depan rumahnya untuk dijual. Kue-kue buatan Ibu Faty lezat sehingga selalu laris. Sambil mengantar kue untuk dijual kepada pelanggan, Ibu Faty berkata: "Biasanya, saya tidak menjual kue sebanyak saat Ramadan. Saat itu, saya membuat berbagai jenis kue, orang-orang datang ke rumah saya untuk membeli dan memesan kue." Sambil memegang sekantong kue yang baru dibelinya, Ibu Le Thi My Ngoc, yang tinggal di kota Ho Chi Minh, bercerita: "Kue tradisional masyarakat Cham di An Giang terlihat menarik dan lezat. Meskipun baru pertama kali mencobanya, saya sangat menyukainya sehingga saya membeli banyak kue untuk dimakan dan diberikan sebagai oleh-oleh untuk keluarga."
Kue tradisional masyarakat Cham tidak hanya menjadi inti sari budaya yang terkait dengan kehidupan masyarakat di sini tetapi juga berkontribusi dalam menjadikan budaya kuliner Vietnam secara umum dan masakan An Giang secara khusus kaya dan beragam.
Artikel dan foto: TRONG TIN
Sumber: https://baoangiang.com.vn/doc-dao-banh-truyen-thong-cua-dong-bao-cham-a424509.html
Komentar (0)