Pejabat FBI menjelaskan wawancara dengan Donald Trump dimaksudkan untuk mendapatkan "perspektifnya tentang apa yang dia amati" selama upaya pembunuhan itu.
Seperti diketahui, pada rapat umum kampanye Trump di Pennsylvania pada 13 Juli, seorang pemuda bernama Thomas Matthews Crooks melepaskan delapan tembakan dari senapan mesin ringan, melukai mantan presiden tersebut, menewaskan satu peserta, dan melukai banyak lainnya.
Mantan Presiden AS Donald Trump dibunuh pada 13 Juli. Foto: AP
Dalam memo terbaru tentang investigasi serangan tersebut, Agen Khusus FBI Kevin Rojek mengatakan wawancara dengan Trump akan menjadi "wawancara korban standar, sebagaimana yang akan kami lakukan dengan korban kejahatan lainnya dalam situasi apa pun." Ia menambahkan: "Kami ingin mendapatkan perspektifnya tentang apa yang ia amati."
Dalam wawancara dengan FOX News pada hari Senin, Tn. Trump mengatakan pertemuan antara dirinya dan FBI akan berlangsung pada hari Kamis (1 Agustus).
Pejabat FBI mengatakan mereka belum menentukan motif di balik serangan oleh pria bersenjata berusia 20 tahun itu, yang ditembak mati oleh penembak jitu Dinas Rahasia AS tak lama setelah percobaan pembunuhan yang gagal terhadap Trump.
FBI juga belum mengidentifikasi siapa pun yang terlibat dalam konspirasi ini. "Kami tahu bahwa subjek ini sangat cerdas, berpendidikan tinggi, dan memiliki pekerjaan tetap," kata Agen Rojek. "Lingkaran sosial utamanya tampaknya terbatas pada keluarga dekatnya, karena kami yakin ia hanya memiliki sedikit teman dan kenalan."
Menurut Tn. Rojek, si pembunuh mencari informasi daring tentang pembangkit listrik, penembakan massal, dan alat peledak rakitan, serta upaya pembunuhan yang gagal baru-baru ini terhadap Perdana Menteri Slovakia Robert Fico.
Minggu lalu, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa Thomas Matthews Crooks mencari rincian daring tentang penembakan Presiden AS saat itu John F. Kennedy pada tahun 1963.
Nguyen Khanh (menurut DW, AFP, AP)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/fbi-se-lay-loi-khai-cua-ong-donald-trump-ve-vu-am-sat-post305601.html
Komentar (0)