Melestarikan harta karun di alam liar
Berasal dari Ninh Binh, pada tahun 2005, setelah lulus kuliah, Bapak Ninh Van Dau (guru Sastra, SMA Dinh Tien Hoang, kecamatan Ia HDreh, provinsi Gia Lai ) memilih Dataran Tinggi Tengah sebagai tempat untuk memulai kariernya. Sejak tahun 2007 hingga sekarang, beliau menetap di kecamatan Ia HDreh (dulunya kecamatan Krong Pa, Gia Lai), sebuah negeri yang penuh sinar matahari dan angin, tempat budaya Jrai masih dilestarikan melalui kisah-kisah dan nyanyian para tetua desa.
Selama bertahun-tahun mengajar, Pak Dau sangat terkesan dengan cerita-cerita yang ia dengar dari penduduk setempat. Namun, generasi muda saat ini kurang tertarik pada kekayaan budaya tradisional.
"Saya khawatir hal-hal sederhana ini akan terlupakan seiring waktu. Oleh karena itu, saya ingin merekam dan menerjemahkannya agar ketika orang-orang tua sudah tiada, kita masih bisa mendengarkan dan membaca cerita rakyat Jrai," ujar Pak Dau.
Berawal dari percakapan dengan para tetua desa, Pak Dau perlahan menyadari "harta karun tak ternilai" yang tersembunyi dalam cerita dan kenangan para leluhur. Pengumpulan data ini tampak sederhana, tetapi bagi mereka yang tidak familiar dengan bahasa setempat, ini merupakan perjalanan yang menantang.
Dengan bantuan Bapak Kpa Pual - mantan Kepala Departemen Pendidikan Etnis, Departemen Pendidikan dan Pelatihan Gia Lai, dan banyak orang Jrai yang berpengetahuan luas tentang budaya dan bahasa, setiap cerita dipilih, diterjemahkan, dan direkam dengan cermat oleh Bapak Dau dan murid-muridnya. Setiap perjalanan perekaman dan pembuatan film membutuhkan waktu dan upaya, tetapi sebagai imbalannya, kami menikmati kegembiraan menyaksikan nilai-nilai budaya rakyat dihidupkan kembali di atas kertas.
Dari cerita ke halaman

Setelah bertahun-tahun melakukan riset, pada bulan September 2025, Penerbit Kim Dong resmi menerbitkan koleksi cerita rakyat Jrai "Rit Kipas Dewa" sebanyak 1.500 eksemplar. Koleksi ini mencakup 12 cerita rakyat unik seperti Rit Kipas Dewa, Burung Teng Leng, Bocah Ular, dan Saudari H'Lui... semuanya direkam dari kisah-kisah para tetua desa dan pengrajin di distrik Krong Pa kuno.
Bagi Pak Dau, ini bukan sekedar "gagasannya" sendiri, tetapi juga hadiah bagi murid-muridnya dan warga Jrai.
"Ketika buku ini dirilis, banyak siswa Jrai sangat gembira. Mereka mengaku pernah mendengarnya saat kecil, tetapi sekarang mereka bisa membacanya dengan lengkap dan jelas. Mereka bangga melihat budaya etnis mereka dihormati," kenang Bapak Dau dengan penuh emosi.
Kisah-kisah dalam buku ini memiliki alur yang sederhana, berkisar pada kehidupan desa, pegunungan, dan hutan, yang mencerminkan aspirasi masyarakat akan keadilan, kebaikan, dan cinta.
"Saya berharap kisah-kisah ini tidak hanya membantu siswa memahami lebih lanjut tentang asal-usul mereka, tetapi juga mengajarkan mereka pelajaran tentang kepribadian dan etika manusia," ujarnya.
Bapak Kpa Pual, yang mendampingi Bapak Dau dalam proses penerjemahan bahasa, berkomentar: “Bapak Dau sangat berdedikasi dan gigih. Setiap cerita dalam buku ini memiliki nilai edukasi yang mendalam, membangkitkan kesadaran akan pelestarian budaya nasional pada generasi muda.”

Tak berhenti di situ, Pak Dau juga ingin memasukkan cerita rakyat ke dalam perkuliahannya, membantu mahasiswa lebih mencintai budaya lokal. Menurutnya, khazanah cerita rakyat ini mengandung pengetahuan yang kaya tentang kehidupan, adat istiadat, kepercayaan, dan estetika masyarakat Jrai, serta merupakan fondasi untuk menumbuhkan welas asih dan semangat kebaikan.
"Bukan hanya siswa Jrai, tetapi semua siswa membutuhkan nilai-nilai tersebut. Dengan membaca dongeng, mereka akan belajar mencintai dan menghormati orang lain, menjauhi hal-hal buruk, dan hidup lebih baik," ujar Bapak Dau.
Ksor Si Mo, seorang siswa SMA Dinh Tien Hoang, berkata dengan penuh emosi: "Saat membaca buku ini, saya merasa bangga dengan bangsa saya. Kisah-kisah di dalamnya sederhana namun mendalam, membantu saya memahami bahwa kebaikan selalu menang."
Pak Dau mengatakan bahwa ke depannya, ia akan melanjutkan koleksinya, karena masih banyak kisah indah yang belum terekam karena keterbatasan sarana dan kondisi. Baginya, setiap perjalanan, setiap kisah yang terekam adalah waktu untuk menyentuh jiwa Dataran Tinggi Tengah.
Kisah-kisah masyarakat Jrai kini tidak hanya ada dalam tradisi lisan desa tetapi telah masuk ke halaman buku dan menjangkau pembaca di mana-mana.
Di mata murid-muridnya, Bapak Ninh Van Dau bukan hanya seorang guru sastra, tetapi juga seorang pendongeng, penjaga jiwa budaya Jrai. Dari usahanya yang diam-diam, nilai-nilai kuno dibangkitkan, yang terus berlanjut dalam jiwa generasi muda saat ini.
Kemudian, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, “The Rit yang dikipasi kipas ajaib” bagai kipas ajaib, menggema lembut suara pegunungan dan hutan Dataran Tinggi Tengah, tempat orang-orang masih tekun menjaga api tetap menyala, agar budaya tradisional tak terlupakan.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/giu-hon-jrai-qua-nhung-trang-truyen-co-post752179.html
Komentar (0)