Pemimpin Hamas mengumumkan bahwa kelompoknya telah menerima rencana gencatan senjata baru yang diusulkan oleh para mediator, dan meminta Israel untuk menerima perjanjian tersebut.
"Dua hari yang lalu, kami menerima proposal dari mediator Mesir dan Qatar. Kami telah meninjaunya secara positif dan menerimanya. Kami berharap pihak Israel tidak akan menghalanginya," kata pemimpin Hamas Khalil al-Hayya dalam pidato yang disiarkan televisi pada kesempatan Idul Fitri, akhir bulan puasa Ramadan.

Kelompok bersenjata Hamas di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan
Namun, menurut Reuters, Bapak al-Hayya menekankan bahwa "senjata perlawanan adalah garis merah", merujuk pada tuntutan Israel dan AS sebelumnya agar Hamas melucuti senjata. Hamas telah menyatakan tidak akan menyerahkan senjatanya selama Israel masih menduduki wilayah tersebut, sementara Tel Aviv dan Washington telah menekankan bahwa Hamas tidak boleh berperan di Jalur Gaza pascakonflik.
Sehari sebelumnya, pejabat senior Hamas Bassem Naim mengatakan pembicaraan antara kelompok itu dan mediator mengenai gencatan senjata sedang berlangsung, sementara Israel melanjutkan kampanye militernya di Jalur Gaza.
Sumber yang dekat dengan Hamas mengungkapkan bahwa negosiasi dimulai pada malam 27 Maret antara kelompok tersebut dan mediator dari Mesir dan Qatar untuk memulihkan gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 orang di Gaza
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima proposal dari para perantara. "Kemarin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan serangkaian konsultasi setelah menerima proposal tersebut. Beberapa jam yang lalu, Israel mengirimkan proposal balasan kepada para perantara dengan koordinasi penuh bersama Amerika Serikat," demikian pernyataan kantor Netanyahu, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Gencatan senjata fase pertama sebelumnya berakhir pada 18 Maret, dengan Israel melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza. Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas akibat kampanye militer Israel di Jalur Gaza sejak 2023, menurut warga Palestina.
Sementara itu, tentara Israel mengumumkan pada 29 Maret bahwa mereka telah memulai "operasi darat" di wilayah Jneina, kota Rafah untuk memperluas zona keamanan di Jalur Gaza selatan.
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/hamas-chap-nhan-de-xuat-ngung-ban-o-gaza-vach-lan-ranh-do-185250330063522301.htm
Komentar (0)