Selain itu, kelompok tersebut mendesak pemerintah untuk segera melaksanakan reformasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan kedokteran dan layanan kesehatan.
Asosiasi Medis Korea (KMA) telah meminta sekolah-sekolah untuk melanjutkan jadwal akademik dan meningkatkan kondisi pelatihan bagi mahasiswa kedokteran. "Kami akan menaruh kepercayaan kami pada pemerintah dan Majelis Nasional dan berjanji untuk kembali ke sekolah guna berkontribusi pada normalisasi pendidikan kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan," ujar seorang perwakilan KMA.
Pemerintah Korea Selatan berencana menambah jumlah tempat di sekolah kedokteran hingga ribuan pada awal 2024 untuk mengatasi kekurangan dokter. Namun, para dokter magang dan mahasiswa kedokteran memprotes, dengan mengatakan hal ini dapat mengurangi kualitas pelatihan dan tidak menyelesaikan masalah inti. Mereka mendesak pemerintah untuk berinvestasi di bidang-bidang penting seperti kedokteran darurat dan pediatri, yang mengalami kekurangan sumber daya manusia yang parah.
Sementara itu, para dokter, staf medis, dan mahasiswa kedokteran telah berhenti bekerja dan belajar sebagai bentuk protes. Korea Selatan telah beberapa kali menaikkan tingkat kewaspadaan akibat kekurangan staf medis akibat pemogokan tersebut.
Menanggapi situasi di atas, Komite Pendidikan Majelis Nasional menyatakan dukungannya terhadap keputusan mahasiswa kedokteran untuk kembali ke sekolah. Para anggota menilai hal ini sebagai "sinyal optimis", yang menjanjikan langkah pertama menuju reformasi komprehensif dalam pendidikan dan penyediaan layanan kedokteran di Korea.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/han-quoc-sinh-vien-y-tro-lai-hoc-tap-post739768.html
Komentar (0)