SGGPO
Secara nasional, saat ini terdapat lebih dari 3.300 laboratorium yang melakukan pengujian terhadap mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang berisiko menyebabkan penyakit menular, namun baru sekitar 3.100 laboratorium yang menyatakan diri telah memenuhi standar biosafety level I dan level II.
Kementerian Kesehatan baru saja mengirimkan surat resmi kepada dinas kesehatan provinsi dan kota di seluruh tanah air mengenai penerapan regulasi tentang jaminan keamanan hayati di laboratorium.
Kementerian Kesehatan menyatakan, melalui laporan dari 58/63 provinsi dan kota di seluruh Indonesia, saat ini terdapat lebih dari 3.300 laboratorium yang melakukan pengujian mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang berisiko menyebabkan penyakit menular, namun baru sekitar 3.100 laboratorium yang menyatakan diri telah memenuhi standar keamanan hayati level I dan level II.
Selain itu, terdapat 6 laboratorium di seluruh Indonesia yang telah meraih sertifikasi biosafety level III dan masih beroperasi. Namun, terdapat beberapa laboratorium yang sertifikasi biosafety level III-nya telah habis masa berlakunya dan belum diterbitkan kembali karena lambatnya penyelesaian prosedur dan dokumen sesuai peraturan.
Kementerian Kesehatan mengharuskan daerah memperkuat pemeriksaan dan peninjauan laboratorium mikrobiologi. |
Untuk melakukan pembenahan kegiatan biosafety sesuai dengan ketentuan Pemerintah , Kementerian Kesehatan meminta kepada Dinas Kesehatan setempat untuk segera melakukan peninjauan terhadap fasilitas yang memiliki laboratorium untuk melakukan pemeriksaan mikroorganisme yang berisiko menyebabkan penyakit menular pada manusia, dan spesimen yang mungkin mengandung mikroorganisme yang berisiko menyebabkan penyakit menular pada manusia di wilayah kelola; menghimbau dan memberikan arahan kepada fasilitas yang memiliki laboratorium untuk melakukan deklarasi mandiri sebelum beroperasi, dan mengunggah daftar fasilitas yang telah menyatakan memenuhi standar biosafety di situs web Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Bersamaan dengan itu, terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap sarana pengujian yang telah memiliki Sertifikat Keamanan Hayati atau yang telah menyatakan diri memenuhi standar keamanan hayati di wilayah kelolanya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali; melakukan penanganan atau memberikan rekomendasi kepada instansi pengelola negara yang berwenang untuk melakukan penanganan sarana yang belum memenuhi ketentuan keamanan hayati.
Kementerian Kesehatan juga meminta dinas kesehatan setempat untuk mengingatkan dan menghimbau kepada fasilitas yang memiliki laboratorium biosafety level III di daerahnya agar segera menyelesaikan permohonan penerbitan kembali Sertifikat Biosafety Level III, guna mencegah sertifikat fasilitas tersebut kadaluarsa dan terpaksa menghentikan sementara kegiatan operasionalnya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)