Pada tanggal 7 April, informasi dari Rumah Sakit Umum Xuyen A di Vinh Long menyebutkan bahwa unit ini baru saja merawat seorang pasien wanita yang dalam kondisi kritis setelah memakan ulat kelapa.
Oleh karena itu, setelah memeriksa dan mengeksploitasi patologi, dokter menentukan bahwa pasien mengalami syok alergi akibat memakan ulat kelapa dan segera memberikan perawatan seperti cairan infus, antihistamin, dan kortikosteroid. Kondisi pasien membaik. Pada saat itu, pasien tidak terlalu lelah, tekanan darah stabil, dan melewati tahap berbahaya. Pasien dipindahkan ke Departemen Penyakit Dalam Umum untuk pemantauan lebih lanjut.
Pasien mengalami ruam dan kesulitan bernafas setelah memakan cacing kelapa
Melihat riwayat kesehatan pasien, pihak keluarga menyampaikan sekitar 3 jam setelah memakan dua butir kelapa, pasien mulai merasakan gejala sakit perut, mual, kulit kemerahan, gatal di sekujur tubuh, disertai rasa lelah, susah bernafas, dan ancaman syok.
Saat ini kondisi kesehatan pasien sudah stabil, tidak lagi gatal-gatal dan diperkirakan akan diperbolehkan pulang dalam beberapa hari ke depan.
Dokter menyarankan untuk muntah jika mengalami keracunan makanan akibat serangga, jika masih sadar. Pada kasus yang parah, kesulitan bernapas dan pernapasan lemah, korban memerlukan pernapasan buatan. Setelah pertolongan pertama, segera bawa korban ke fasilitas medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat waktu.
Cacing kelapa merupakan jenis ulat yang kaya akan protein, lemak, dan vitamin A, C, serta B1. Oleh karena itu, cacing kelapa merupakan hidangan bergizi dan merupakan makanan khas yang populer. Meskipun cacing kelapa kaya akan nutrisi, kita perlu berhati-hati saat memakannya.
Dokter menyarankan agar kita tidak memakan serangga asing atau serangga yang belum pernah kita makan sebelumnya untuk mencegah keracunan akibat memakan ulat kelapa khususnya dan serangga pada umumnya. Orang yang memiliki alergi harus berhati-hati saat menikmati hidangan ini.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)