Tuan Srettha mengatakan kepada wartawan selama perjalanan ke San Francisco pada hari Senin bahwa negaranya hanya ingin bekerja sama dengan polisi Tiongkok dalam pertukaran informasi tentang jaringan kriminal yang mungkin beroperasi di Thailand, yang akan meningkatkan kepercayaan di kalangan wisatawan Tiongkok.
Kerja sama ini tidak akan melibatkan pengerahan pasukan polisi China di Thailand, katanya, menurut Bangkok Post .
Polisi pariwisata Thailand berpatroli di Bangkok
Komentar Tuan Srettha muncul setelah Direktur Jenderal TAT Thapanee Kiatphaibool mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa negaranya sedang berunding dengan China mengenai program patroli bersama, yang memicu kemarahan penduduk setempat yang menyatakan kekhawatiran atas kedaulatan .
Tuan Srettha, yang berada di San Francisco untuk menghadiri forum Kerja Sama Ekonomi Asia- Pasifik (APEC), mengatakan kontroversi tersebut muncul karena misinformasi.
Menteri Pariwisata Sudawan Wangsupakijkosol menekankan bahwa ini adalah pandangan perdana menteri.
"Ada cara lain untuk membangun kepercayaan bagi wisatawan di Thailand... tetapi kami tidak akan melakukan patroli gabungan. Kepolisian Thailand memiliki staf lengkap dan sedang berupaya memulihkan kepercayaan," ujarnya kepada wartawan hari ini.
Industri pariwisata Thailand telah menderita kerugian dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah penembakan di pusat perbelanjaan mewah di Bangkok yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang turis Tiongkok.
Thailand sedang berupaya menghidupkan kembali pariwisata, salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Turis Tiongkok merupakan jumlah wisatawan mancanegara terbesar sebelum pandemi, tetapi kini semakin menyuarakan kekhawatiran tentang keselamatan dan keamanan di Thailand.
Pada bulan September, pemerintah baru memberikan pembebasan visa kepada wisatawan Tiongkok selama lima bulan, keringanan yang diperluas untuk pengunjung India dan Taiwan mulai bulan ini hingga Mei tahun depan.
Data resmi menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Tiongkok ke Thailand telah mencapai 2,8 juta sejauh ini tahun ini, yang diperkirakan akan kurang dari target pemerintah untuk setahun penuh sebanyak 4 juta hingga 4,4 juta.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)