Foto ilustrasi: Tuan Anh/VNA

Menghilangkan kesulitan dalam melaksanakan proyek investasi real estat

Petisi tersebut menyatakan: perlu difokuskan pada penghapusan kesulitan akses lahan untuk melaksanakan proyek investasi real estate di daerah.

Saat ini, banyak proyek terhambat dalam pembebasan lahan, ganti rugi, pembersihan lahan, kesulitan alih fungsi lahan... Oleh karena itu, solusi yang perlu dilakukan adalah dengan menyelesaikan permasalahan spesifik yang dihadapi badan usaha, seperti: penyempurnaan proses lelang, tender, dan alokasi lahan sesuai ketentuan Undang-Undang yang baru, memastikan proyek investasi dengan infrastruktur dan kondisi hukum yang lengkap dapat dilaksanakan sesuai ketentuan; membangun dan menyesuaikan daftar harga tanah sesuai semangat Undang-Undang yang baru, tetapi tetap memperhatikan kepentingan antara Negara dan investor, sehingga badan usaha memiliki dasar untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada Negara, dan badan pengelola memiliki dasar untuk menyetujui proyek.

Selain itu, mempercepat penyelesaian prosedur hukum, menghilangkan hambatan bagi proyek, memfasilitasi pengalihan proyek bagi proyek yang belum memiliki kemampuan keuangan yang memadai sesuai dengan persyaratan Undang-Undang tentang Usaha Properti Tahun 2023; memungkinkan penyesuaian dan membimbing proses konversi proyek perumahan komersial menjadi perumahan sosial untuk disewakan atau disewa-belikan bagi subjek kebijakan.

Pemerintah juga perlu mengkaji dan mempertimbangkan untuk melakukan uji coba desentralisasi kewenangan untuk memutuskan penyesuaian proyek pembangunan perumahan komersial menjadi perumahan sosial bagi Komite Rakyat provinsi dan kota dalam rangka mendorong proses restrukturisasi produk real estat di pasar.

Memobilisasi modal jangka panjang dan berkelanjutan untuk pasar real estat

Saat ini, aliran modal ke pasar properti Vietnam terutama berasal dari jalur kredit, obligasi korporasi, dan mobilisasi nasabah. Universitas Ekonomi Nasional merekomendasikan sejumlah solusi untuk membebaskan sumber modal dari kredit perbankan. Bank komersial perlu menetapkan kriteria pinjaman yang sesuai untuk berbagai jenis properti, membatasi konsentrasi kredit pada proyek properti dan perumahan mewah; memfokuskan modal kredit pada investasi di proyek perumahan sosial, proyek perumahan komersial dengan efisiensi tinggi, konsumsi yang baik, dan memenuhi kebutuhan riil masyarakat. Pada saat yang sama, ekspansi kredit perlu dibarengi dengan pengendalian kualitas kredit, sehingga mengurangi kredit macet baru.

Untuk mengembangkan aliran modal dari obligasi properti, konsultan dari Universitas Ekonomi Nasional berpendapat bahwa Kementerian Keuangan perlu meninjau kondisi keuangan perusahaan-perusahaan penerbit obligasi korporasi yang saat ini sedang menghadapi kesulitan guna mendukung dan memantau langkah-langkah pemenuhan kewajiban utang di masa mendatang. Dengan adanya obligasi properti yang baru terdaftar, lembaga pengawas perlu memperkuat pemantauan dan pengawasan terhadap kasus-kasus di mana perusahaan terkait menerbitkan obligasi korporasi dalam jumlah besar.

Di samping itu, perlu dilakukan promosi dan tarik modal penanaman modal asing ke sektor properti, penataan kembali sumber permodalan, mendorong perkembangan investor institusional di pasar properti melalui promosi pengembangan dana investasi untuk mendiversifikasi jalur mobilisasi modal, agar secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap modal yang dimobilisasi dari lembaga perkreditan dan pasar obligasi korporasi.

Transparansi informasi dan basis data pertanahan

Para ahli dari Universitas Ekonomi Nasional merekomendasikan pembentukan sistem informasi pasar real estat yang terpadu dari tingkat pusat hingga daerah, yang mengharuskan pemerintah daerah dan perusahaan untuk menerapkan rezim pelaporan yang serius, terfokus, lengkap dan tepat waktu, sebagai dasar pembuatan kebijakan, sekaligus berkontribusi dalam mempublikasikan dan menjadikan pasar real estat transparan.

Pada saat yang sama, tingkatkan kualitas operasional lembaga penyedia layanan pendukung pasar properti (perusahaan pialang, lantai perdagangan). Bentuk pusat data barang properti yang didirikan oleh Negara untuk mengendalikan pasokan dan permintaan di pasar. Dorong penerapan pembayaran nontunai dalam transaksi properti dengan tujuan mengendalikan dan mengevaluasi transaksi, sekaligus menjadi dasar pembangunan basis data harga tanah, yang bertujuan untuk membangun dan menyebarluaskan indeks harga properti dan indeks evaluasi pasar.

Universitas Ekonomi Nasional merekomendasikan penyempurnaan model organisasi sistem lantai perdagangan real estat yang disediakan oleh sektor swasta; melengkapi kondisi dan standar lantai perdagangan real estat; menyempurnakan mekanisme untuk memantau dan mengelola operasi lantai perdagangan ini.

Saat ini, Majelis Nasional telah mengesahkan tiga undang-undang terkait pasar properti, yaitu Undang-Undang Perumahan 2023, Undang-Undang Usaha Properti 2023, dan Undang-Undang Pertanahan 2024. Undang-undang ini beserta dokumen panduannya telah resmi berlaku dan mulai berlaku sejak 1 Agustus 2024 (5 bulan lebih awal dari peraturan sebelumnya). Menurut Universitas Ekonomi Nasional, agar ketiga undang-undang ini dapat berlaku dan benar-benar menjadi instrumen yang efektif bagi pengembangan pasar properti yang stabil, berkelanjutan, dan sehat, serta berkontribusi pada stabilitas makroekonomi dan mewujudkan keseimbangan utama perekonomian, peran lembaga pengelola negara dan kesadaran pelaku pasar sangatlah penting.

Selain itu, seiring perkembangan pasar properti, aktivitas lantai perdagangan properti secara bertahap membentuk arena bermain yang transparan bagi investor bisnis dan memberikan manfaat bagi pelaku pasar. Namun, perkembangan pasar dan lantai perdagangan properti membutuhkan regulasi hukum yang ketat dan transparan. Oleh karena itu, regulasi hukum mengenai bisnis properti dan regulasi terkait lainnya berperan penting dalam menjamin keadilan, keamanan, dan stabilitas, sehingga menarik banyak perhatian pelaku pasar.

Menurut baotintuc.vn