Upacara pembukaan di Universitas Tsukuba (Jepang) pada bulan April
FOTO: UNIVERSITAS TSUKUBA
Lulus inspeksi Jepang
Universitas Tsukuba (Jepang) membuka fasilitas pelatihan baru di kampus Universitas Malaya (UM) di Kuala Lumpur (Malaysia) pada awal September, bernama Sekolah Sains dan Desain Interdisipliner, Universitas Tsukuba Malaysia. Fasilitas ini menawarkan program sarjana 4 tahun yang diajarkan dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Melayu, serta telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang (MEXT).
"Ini adalah universitas pertama yang memberikan gelar Jepang di luar negeri dan merupakan tonggak penting dalam sejarah pendidikan tinggi di Jepang," ujar Ikuya Sugisato, pejabat yang bertanggung jawab atas urusan internasional di MEXT, kepada The PIE News . "Kami yakin upaya ini akan berkontribusi besar dalam menarik mahasiswa dan meningkatkan pertukaran pendidikan yang terjamin kualitasnya antara Jepang dan Malaysia."
Menurut Bapak Zambry Abdul Kadir, Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, terdapat 13 mahasiswa baru yang terdaftar di cabang baru Universitas Tsukuba di negara ini, terdiri dari 7 mahasiswa Malaysia dan 6 mahasiswa Jepang. Namun, diperkirakan sebagian besar mahasiswa ke depannya akan berasal dari Malaysia dan hanya sedikit yang berasal dari Jepang dan negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam.
Saat ini, fasilitas pelatihan tersebut memiliki 14 dosen tetap dari kedua universitas, dan sekitar 40 dosen lagi dari Jepang akan bergabung dengan cabang ini di masa mendatang. Mereka memiliki spesialisasi penelitian di bidang lingkungan, teknologi informasi, sastra komparatif, ilmu politik , dan akan mengembangkan program pelatihan di bidang ilmu data, ilmu pengetahuan alam, dan humaniora bersama UM.
Zambry Abdul Kadir menambahkan bahwa biaya operasional cabang baru ini akan ditanggung oleh Universitas Tsukuba, dengan dukungan dari anggaran pemerintah Jepang. Lebih spesifiknya, tahun lalu MEXT mengumumkan hibah sebesar 1,5 miliar yen untuk mendukung universitas-universitas Jepang yang berencana membuka fasilitas pelatihan di luar negeri, dengan tujuan mengembangkan mahasiswa dengan keterampilan internasional dan kemampuan berbahasa Jepang.
Upaya gigih setelah 6 tahun
Menurut informasi dari "komandan" sektor pendidikan tinggi Malaysia, negara ini membutuhkan waktu enam tahun untuk mempersiapkan diri menjadi tempat pertama bagi universitas Jepang. Pendirian cabang Universitas Tsukuba di Malaysia diusulkan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada tahun 2018 dan merupakan "bukti nyata dari upaya yang gigih", ungkap Bapak Zambry Abdul Kadir.
Upacara Pembukaan Cabang Universitas Tsukuba di Kampus Universitas Malaya
Menurut para pakar pendidikan, pembukaan cabang universitas-universitas Jepang di luar negeri merupakan "investasi" untuk memperkuat internasionalisasi pendidikan tinggi Jepang, terutama di Asia. "Cabang ini akan mendorong hubungan jangka panjang antara Jepang dan Asia Tenggara," ujar Profesor Akiyoshi Yonezawa, Wakil Direktur Kantor Strategi Internasional di Universitas Tohoku (Jepang), kepada University World News .
Profesor Shun Ishihara, pakar manajemen universitas di Universitas Meiji Gakuin (Jepang), mengatakan bahwa pembukaan cabang baru di luar negeri akan membantu universitas-universitas Jepang memecahkan "masalah" rekrutmen mahasiswa, mengingat semakin sedikitnya minat generasi muda Jepang terhadap universitas dan angka kelahiran yang menurun secara bertahap. Kegiatan pelatihan ini juga membantu menciptakan generasi mahasiswa yang dapat bekerja di Jepang, di tengah kekurangan tenaga kerja terampil.
Negara studi di luar negeri dengan model "persinggahan"
Berbicara kepada Thanh Nien pada bulan Juni, Dr. Azriey Mazlan, Konsul Pendidikan, Konsulat Jenderal Malaysia di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa Malaysia, dengan banyaknya cabang universitas asing di luar negeri, dapat menjadi "tempat persinggahan" bagi mahasiswa Vietnam. Hal ini dikarenakan sebagian besar program pelatihan di Malaysia, baik negeri maupun swasta, diajarkan dalam bahasa Inggris, dengan mahasiswa yang berasal dari 150 negara dan wilayah, menurut Bapak Azriey Mazlan.
"Ini membantu Anda merasakan lingkungan internasional yang hanya berjarak 1-2 jam dari Vietnam dengan penerbangan, sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda. Selain itu, universitas-universitas Malaysia juga memiliki banyak program pelatihan bersama di negara-negara yang memperketat program studi di luar negeri dengan biaya terjangkau, seperti Universitas Nottingham (Inggris), Universitas Monash (Australia), dan Universitas Xiamen (Tiongkok)," ujar Bapak Azriey.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/lan-dau-co-dh-nhat-ban-mo-chi-nhanh-o-nuoc-ngoai-dia-diem-gan-viet-nam-18524092019112159.htm






Komentar (0)