Salmon merupakan bagian penting dari diet Mediterania, kaya akan nutrisi seperti asam lemak omega-3 (baik untuk jantung, otak, dan kulit), protein, dan vitamin D.
Namun, para ahli makanan laut mengatakan masih banyak kesalahpahaman umum tentang salmon.
Berikut adalah lima kesalahpahaman umum tentang salmon:
Mitos 1: Salmon segar selalu lebih baik daripada salmon beku
Banyak orang bertanya-tanya apakah mereka harus membeli salmon dari konter makanan laut atau bagian beku. Jason Hedlund, pembeli makanan laut di Whole Foods Market, mengatakan salmon segar belum tentu lebih bergizi atau lebih lezat daripada salmon beku.
Jika Anda berencana untuk memakannya dalam dua hari, salmon segar adalah pilihan yang baik. Namun, jika Anda ingin menyimpannya, salmon beku adalah pilihan yang lebih aman. Faktanya, sebagian besar salmon dibekukan dalam beberapa jam setelah ditangkap, sehingga nilai gizi dan rasanya tetap terjaga.
Profesor Mark Lang (Universitas Tampa, AS) menambahkan bahwa berkat proses pembekuan cepat di sumbernya, salmon beku terkadang menjadi pilihan yang "lebih segar". Ia menyarankan, jika Anda ingin mengonsumsi salmon secara teratur demi kesehatan, belilah dalam keadaan beku dan cairkan sehari sebelum dimasak.
Mitos 2: Salmon budidaya memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan salmon liar
Para ahli mengatakan salmon budidaya dinilai terlalu rendah. Tanpanya, jumlah salmon tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.

“Seperti ayam, sapi, atau babi, budidaya salmon diperlukan untuk memenuhi permintaan global dan melindungi populasi ikan liar dari penangkapan ikan berlebihan,” ujar Doug Varanai, seorang manajer makanan laut di sebuah supermarket, kepada Huffpost.
Secara nutrisi, salmon budidaya dan salmon liar hampir identik. Perbedaan utamanya terletak pada rasa: salmon liar cenderung lebih padat, lebih ramping, dan lebih mirip salmon laut, sementara salmon budidaya lebih berlemak, lebih lembut, dan memiliki rasa yang lebih ringan. Tergantung pada selera dan cara pengolahannya, konsumen mungkin lebih menyukai salah satu dari keduanya.
Mitos 3: Ikan salmon budidaya mengandung banyak antibiotik
Faktanya, di AS, Kanada, Norwegia dan banyak negara lain dengan peraturan ketat, penggunaan antibiotik dalam budidaya salmon sangat jarang, dan jika digunakan, harus dengan resep dokter hewan dan masa karantina yang ketat sebelum panen.
Namun, di beberapa negara dengan kontrol yang buruk, penggunaan antibiotik yang berlebihan telah tercatat, sehingga menimbulkan kekhawatiran kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk memilih salmon dengan label sertifikasi yang tepercaya.
Mitos 4: Salmon mengandung merkuri dalam jumlah tinggi
Kabar baiknya: salmon tidak mengandung merkuri tinggi dan aman dikonsumsi secara teratur. "Manfaat kesehatan dari mengonsumsi salmon jauh lebih besar daripada kekhawatiran tentang merkuri," kata Varanai.
Karena umur hidupnya yang pendek (3-5 tahun) dan posisinya yang rendah pada rantai makanan, salmon tidak punya waktu untuk mengakumulasi merkuri pada tingkat yang mengkhawatirkan, menjadikannya pilihan yang sehat untuk anak-anak dan wanita hamil.
Kesalahpahaman 5: Warna salmon akan memberi tahu Anda seberapa segarnya.
Warna salmon memang penting, tetapi tidak selalu menandakan kesegaran. Beberapa salmon budidaya mendapatkan warnanya dari penambahan astaxanthin, senyawa antioksidan yang ditemukan dalam pakan komersial dan alami (udang, krill). Jadi, warna oranye-merah terang belum tentu berarti ikan tersebut lebih segar.
Untuk memilih salmon segar, para ahli menyarankan untuk memeriksa aromanya (ringan, tidak amis), teksturnya (kenyal, tidak lembek), dan permukaannya (lembab, tidak kering, atau terlalu gelap). Jika ikan masih dengan kepalanya, perhatikan matanya: mata yang jernih menandakan ikan segar, sedangkan mata yang keruh menandakan ikan tua.
Setelah kesalahpahaman ini diluruskan, konsumen dapat membeli salmon dengan percaya diri – baik segar maupun beku. Dan jika ragu, jangan ragu untuk bertanya langsung kepada staf konter makanan laut, karena mereka tahu sumber produk dan dapat menyarankan cara lezat untuk mengolahnya.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/lieu-ca-hoi-tuoi-co-luon-tot-hon-ca-hoi-dong-lanh-post1059184.vnp
Komentar (0)