Anggota parlemen Rusia Evgeny Fyodorov, anggota Duma Negara (majelis rendah parlemen), mengusulkan untuk memulihkan pajak bagi orang yang tidak memiliki anak guna mendorong pertumbuhan penduduk.
Program pajak ini berasal dari era Soviet, disahkan selama Perang Dunia II, dan berlaku hingga runtuhnya Uni Soviet. Pajak ini berlaku untuk pria berusia 20-50 tahun dan wanita menikah berusia 20-45 tahun.
(Ilustrasi: RT)
"Kita harus mendorong kelahiran bayi," ujar Evgeny Fyodorov kepada radio Moscow Speaks. Anggota parlemen Rusia Bersatu itu menambahkan bahwa pendapatan dari pajak tersebut dapat digunakan untuk mendanai program kesejahteraan bagi keluarga yang memiliki anak.
"Haruskah kita mengenakan pajak karena alasan ini? Jika tidak ada cukup dana untuk proyek-proyek yang telah kita sebutkan, maka kita harus melakukannya," komentar anggota parlemen Rusia tersebut. "Ini bukan hukuman, melainkan solusi untuk masalah ini," ujarnya.
Politisi dan pejabat Rusia telah melontarkan gagasan serupa selama bertahun-tahun, tetapi tindakan tersebut belum mendapat dukungan penuh.
Anggota parlemen lainnya, Svetlana Bessarab, mengatakan pajak tersebut akan “diskriminatif terhadap orang-orang yang tidak memiliki anak”, dan “benar-benar merupakan hukuman, apa pun sebutannya”.
Populasi dunia saat ini sekitar 8,1 miliar jiwa, termasuk populasi Rusia sekitar 144,7 juta jiwa. Populasi Rusia diperkirakan akan menurun secara signifikan pada tahun 2050.
Pada tahun 2023, Tiongkok, negara terpadat kedua di dunia (setelah India), juga akan mencatat penurunan populasi pertamanya dalam 60 tahun. Banyak negara lain, terutama di Eropa dan Asia, juga akan mengalami penurunan populasi dalam beberapa dekade mendatang, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut Euronews, ada banyak alasan di balik penurunan ini, beberapa di antaranya spesifik untuk masing-masing negara, tetapi semuanya berkaitan dengan tingkat kesuburan yang rendah, yang berarti rata-rata perempuan memiliki lebih sedikit anak daripada sebelumnya. Alasan lainnya termasuk perang dan migrasi.
Menurut Bank Dunia, tingkat kesuburan 1,2 hingga 1,6 anak per perempuan tercatat di negara-negara Eropa selatan dan timur. Sementara itu, tingkat kesuburan di atas 2 merupakan tingkat yang dibutuhkan untuk menjaga populasi tetap stabil.
Jepang kehilangan lebih dari 3 juta orang dari tahun 2011 hingga 2021.
Phuong Anh (Sumber: RT, Euronews)
[iklan_2]
Sumber










Komentar (0)