Ide pengembangan robot perawat pintar berawal dari observasi praktis kelompok AIoT BKR, yang terdiri dari 5 mahasiswa Universitas Teknologi Kota Ho Chi Minh, dengan keinginan untuk berkontribusi pada perkembangan industri medis. Di bawah bimbingan Lektor Kepala Dr. Le Thanh Long, dosen Fakultas Teknik Mesin, ide ini berhasil meraih juara pertama di bidang sains di universitas tersebut.
Menurut Associate Professor Dr. Le Thanh Long, kekurangan sumber daya manusia di rumah sakit dan fasilitas medis merupakan masalah yang mengkhawatirkan, terutama di tengah meningkatnya permintaan layanan kesehatan. Pembuatan perangkat pendukung untuk menyederhanakan proses pemantauan kesehatan, pengangkutan pasokan medis, dan membantu dokter dalam pemeriksaan dan perawatan sangatlah mendesak.
"Menurut studi Kementerian Kesehatan tahun 2022, rumah sakit besar menghadapi situasi kelebihan beban di mana hingga 20% perawat bekerja melebihi kapasitasnya. Kekurangan ini tidak hanya memengaruhi kualitas perawatan pasien tetapi juga menyebabkan kesalahan pengobatan di rumah sakit yang disebabkan oleh proses manual," ujar Tran Vu Gia Huy, ketua tim peneliti.
Dari kenyataan tersebut, tim mengembangkan ide Florence, sebuah robot perawat, dengan tujuan meningkatkan kualitas perawatan pasien di rumah sakit Vietnam. Florence dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti navigasi otomatis, komunikasi suara, pengukuran, dan analisis data.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan dan internet untuk segala, robot ini mampu mengidentifikasi dan mengumpulkan data pasien serta membantu dokter dalam diagnosis dan perawatan.
Salah satu keterbatasan model robot perawat saat ini adalah biaya dan kompatibilitasnya dalam hal teknologi dan fungsi. Oleh karena itu, tim peneliti berupaya mengurangi biaya produk hingga hanya 1/5 dari biaya robot impor.
Produk robot perawat Florence
Di saat yang sama, robot ini dapat menguasai teknologi, pengoperasian, dan perawatan dengan mudah karena dirancang dan diproduksi di Vietnam. Desain fungsi juga dipertimbangkan oleh tim agar sesuai dengan karakteristik pasien Vietnam, seperti komunikasi suara, perawatan 24/7, serta pemahaman budaya dan adat istiadat Vietnam.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi tim adalah meyakinkan fasilitas perawatan kesehatan dan pasien untuk percaya pada efektivitas dan keamanan robot dalam perawatan kesehatan.
Selain itu, mengintegrasikan robot ke dalam alur kerja rumah sakit saat ini juga memerlukan perubahan prosedur dan pelatihan staf. Beberapa peningkatan utama yang terus dilakukan tim meliputi: Mengoptimalkan desain produk untuk memudahkan pergerakan di ruang rumah sakit yang sempit; mengganti komponen dengan modul industri; mengintegrasikan chip yang dapat menyimpan dan memproses data lebih cepat.
Algoritma untuk pengenalan pengguna, pemindaian wajah, dan navigasi robot juga perlu dioptimalkan, terutama saat beroperasi di lingkungan dunia nyata dengan populasi pasien yang besar.
Proses penyempurnaan produk dapat berlangsung selama 1 tahun, melalui tahapan uji coba praktis dan evaluasi dari dokter, perawat, dan pakar teknologi medis. Di saat yang sama, masukan dari tim medis dan dokter akan membantu menyempurnakan produk dengan lebih baik.
Profesor Madya Dr. Le Thanh Long mengatakan bahwa untuk memastikan keselamatan, dalam waktu dekat, tim akan melakukan uji coba ketat terhadap kemampuan robot untuk bergerak dan menghindari rintangan. Pada saat yang sama, mereka akan mengevaluasi kemampuan robot untuk berinteraksi dengan pengguna dari berbagai usia dan jenis kelamin.
"Kami yakin bahwa, dengan persiapan yang matang, robot perawat akan memenuhi semua persyaratan ketat lingkungan rumah sakit dan memberikan manfaat bagi pasien maupun fasilitas medis," tegas Profesor Madya, Dr. Le Thanh Long.
Berkat produk robot perawat Florence, tim AIoT BKR memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi "Bach khoa Innovation 2024" di Universitas Teknologi Kota Ho Chi Minh. Dalam waktu dekat, tim ini berharap dapat berpartisipasi dalam penghargaan penelitian ilmiah mahasiswa dan kompetisi sains dan teknologi lainnya.
[iklan_2]
Sumber: https://phunuvietnam.vn/nhom-sinh-vien-dai-hoc-bach-khoa-tphcm-sang-che-robot-y-ta-thong-minh-20241105133903737.htm
Komentar (0)