Konsumsi minuman berkarbonasi secara teratur menyebabkan banyak efek negatif bagi tubuh, seperti penambahan berat badan dan kerusakan gigi. Tubuh memetabolisme gula dalam minuman berkarbonasi dengan sangat cepat, menyebabkan peningkatan gula darah secara tiba-tiba dan merangsang penyimpanan lemak.
Minuman berkarbonasi memiliki banyak efek negatif bagi tubuh - Ilustrasi foto
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa fruktosa memengaruhi otak dan hormon, sehingga berkontribusi pada penambahan berat badan. Selain itu, karena kandungan gulanya yang tinggi, minuman berkarbonasi dapat menekan mekanisme pengaturan insulin, sehingga meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Menurut Media Feed , asam fosfat dalam air berkarbonasi dapat mengganggu penyerapan kalsium, sehingga berdampak negatif pada kesehatan tulang jika pola makan Anda kekurangan kalsium. Air berkarbonasi juga berisiko menimbulkan resistensi leptin—hormon yang mengendalikan rasa kenyang. Ketika tubuh resisten terhadap leptin, Anda mungkin terus-menerus merasa lapar, yang menyebabkan makan berlebihan dan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.
Kandungan gula yang tinggi dalam air berkarbonasi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan dislipidemia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa air berkarbonasi dapat meningkatkan trigliserida dan kolesterol jahat, yang berkontribusi terhadap masalah kardiovaskular. Selain itu, konsumsi air berkarbonasi yang sering dapat memicu peradangan dan stres oksidatif, yang memperburuk kondisi kesehatan kardiovaskular seiring waktu.
Obesitas, salah satu konsekuensi konsumsi air berkarbonasi, merupakan faktor risiko berbagai jenis kanker. Selain itu, beberapa minuman berkarbonasi mengandung pewarna karamel, yang mengandung senyawa 4-methylimidazole (4-MEI), yang diklasifikasikan sebagai zat yang berpotensi karsinogenik bagi manusia oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC).
Soda bebas gula mungkin rendah kalori, tetapi mengandung pemanis buatan seperti aspartam, sukralosa, dan sakarin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan ini dapat memengaruhi mikrobiota usus dan memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan manis, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/nuoc-co-gas-co-hai-cho-suc-khoe-nhu-the-nao-20250303073526794.htm
Komentar (0)