Phuong Ly: Kualitas kapten ditunjukkan!
Setelah dua Livestage pertama yang agak "santai", Phuong Ly akhirnya secara resmi memasuki perlombaan "Em xinh say hi" dengan stage So dan - di mana ia tidak hanya bersinar sebagai seorang seniman, tetapi juga menunjukkan keberanian seorang pemimpin tim sejati.
Sebagai arena bermain yang menuntut penampilan komprehensif, kreativitas dan penguasaan panggung, Em xinh say hi menempatkan seniman dalam siklus menari - bernyanyi - penciptaan konsep yang berkelanjutan.
Dan di Livestage 3, Phuong Ly memberikan jawaban yang meyakinkan dengan panggung rumah yang semarak, menggoda, dan penuh pesan feminis.
Berbeda dari citranya yang lembut dan familiar, Phuong Ly di Livestage 3 tampil seksi sekaligus berkelas. "So Bold" mengeksplorasi tema kelahiran kembali seorang perempuan setelah trauma dan pengalaman – untuk menjadi menarik, luar biasa, dan cantik dengan caranya sendiri.
Citra para perempuan dalam lagu ini adalah ulat-ulat, yang setelah melewati banyak kesulitan, berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Pesan ini diungkapkan melalui audio dan visual, serta permainan kata "so" dan "sầu".
Pertunjukan ini menghadirkan efek visual yang kuat saat memadukan musik , cahaya, dan gerakan tubuh - menciptakan panggung yang menyatu dalam emosi dan gambar.
Bold: 3 Elemen Sempurna untuk Pengalaman Panggung yang Meriah [Konsep, House, Kinetik]
Lebih dari sekadar pertunjukan, "So Bold" adalah panggung transformasi, di mana setiap elemen—mulai dari konsep, genre house, teknologi pencahayaan kinetik, hingga tata letak dan gerakan tubuh—dihitung dengan cermat untuk menciptakan pengalaman panggung yang lengkap dan memuaskan. Ini adalah salah satu pertunjukan langka yang memiliki pesan, teknik, dan estetika yang jelas.
"Bersedia bermain" bisa dibilang kata kerja yang paling tepat untuk menggambarkan panggung Phuong Ly kali ini. Sang penyanyi perempuan berinvestasi di tempat dan waktu yang tepat. Dari pencahayaan hingga ekspresi, dari konsep hingga gerakan, Livestage 3 menunjukkan bahwa Phuong Ly memahami keinginannya dan berani mengejarnya hingga akhir. Salah satu poin terpenting dalam peran Phuong Ly sebagai pemimpin tim adalah bagaimana ia menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat.
Vu Thao My berhasil memanfaatkan gaya AS-Inggris yang menjadi kekuatannya, sementara Muoi dan Chau Bui memiliki "ruang" mereka sendiri untuk mengekspresikan kepribadian mereka. Muoi mencoba rap, sementara Chau Bui dieksploitasi oleh Phuong Ly dengan suara serak khasnya, yang sangat sesuai dengan konsep lagu tersebut.
Oleh karena itu, seluruh tim Phuong Ly berpartisipasi dalam penulisan lirik dan mencoba rap - suasana kerja tim sangat terbuka, tetapi masih dalam kerangka yang jelas.

Titik balik Phuong Ly
Phuong Ly tidak melakukan "segalanya untuk semua orang", tetapi tahu bagaimana memimpin dan menciptakan kondisi bagi setiap orang untuk mengembangkan kekuatan mereka dan membawa efisiensi tinggi.
Livestage 3 bukan sekadar kompetisi—melainkan titik balik bagi Phuong Ly di "Em xinh say hi". Dari sosok yang agak pendiam di dua babak pertama, ia menciptakan panggung yang memiliki ciri khasnya sendiri—mulai dari pemikiran musikal, citra, hingga cara ia memimpin tim.
Livestage 3 ditutup dengan ledakan semangat dari tim Phuong Ly. Dan bagi penonton, itulah pesannya: mulai saat ini, setiap penampilan Phuong Ly selanjutnya akan layak untuk dinantikan.
Sumber: https://baoquangninh.vn/phuong-ly-sang-nhat-mang-xa-hoi-3366937.html






Komentar (0)