Pada tanggal 28 Maret, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan , Institut Pusat Higiene dan Epidemiologi baru saja mengirimkan dokumen kepada Departemen Kesehatan dan Pusat Pengendalian Penyakit di 28 provinsi dan kota mengenai penguatan pengawasan campak.
Dengan demikian, sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, tercatat 78 kasus demam ruam yang diduga campak dan rubela di provinsi dan kota di wilayah Utara, termasuk 12 kasus campak yang terkonfirmasi di laboratorium di 4 provinsi dan kota, dan 10 kasus rubela di 7 provinsi dan kota. Khususnya, klaster kasus campak yang terkonsentrasi di Distrik Duc Tho (Provinsi Ha Tinh ) telah tercatat pada anak di bawah usia 10 tahun.
Untuk mencegah epidemi campak/rubela secara proaktif, Kantor Imunisasi Perluasan Utara (KUT) merekomendasikan agar pusat pengendalian penyakit di provinsi dan kota memperkuat pemantauan aktif terhadap kasus dugaan campak dan rubela, melakukan investigasi, mengumpulkan sampel untuk pengujian, atau mengirimkannya ke Institut Higiene dan Epidemiologi Nasional untuk diuji. Bagi provinsi dan kota yang melakukan tes mandiri, mereka perlu mengirimkan hasilnya ke Kantor Imunisasi Perluasan Utara dan memasukkan formulir survei ke dalam perangkat lunak pemantauan campak/rubela; Pertahankan vaksinasi campak untuk anak usia 9-12 bulan dan vaksin campak-rubela untuk anak usia 18-24 bulan, dengan memastikan tidak ada subjek yang terlewat.
WHO: Kasus campak global akan meningkat 79% pada tahun 2023
Penasihat teknis WHO untuk campak dan rubella, Natasha Crowcroft, mengatakan situasi campak “sangat mengkhawatirkan” dan jumlah kasus sebenarnya tentu jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewajibkan kepada daerah untuk segera melakukan penyelidikan, isolasi, pengambilan sampel dan tindakan pencegahan wabah sesuai ketentuan apabila di daerah terjadi wabah.
Terkait klaster campak di distrik Duc Tho, setelah mendeteksi 8 kasus demam ruam yang diduga campak di kota Duc Tho (distrik Duc Tho, Ha Tinh), Pusat Pengendalian Penyakit Ha Tinh segera berkoordinasi dengan tenaga medis setempat guna menerapkan tindakan pencegahan penyebaran epidemi tersebut.
Pusat Kesehatan Distrik juga menyelidiki, memantau, mengawasi, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan epidemi di wilayah tempat pasien berada dan di dua sekolah. Kelas-kelas dengan siswa yang diduga menderita campak disarankan untuk memakai masker, dan siswa yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan demam diminta untuk tidak masuk sekolah dan memantau kesehatan mereka di rumah.
Kementerian Kesehatan mengutip informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang meningkatnya jumlah kasus campak dan risiko wabah campak di banyak wilayah di seluruh dunia.
Menurut data WHO, di kawasan Eropa, jumlah kasus pada tahun 2023 mencapai lebih dari 300.000, meningkat lebih dari 30 kali lipat dibandingkan tahun 2022. Di kawasan Pasifik Barat, jumlah kasus campak meningkat 255% dari tahun 2022 ke tahun 2023.
Sebelumnya, pada tanggal 19 Maret, Kementerian Kesehatan mengirimkan dokumen kepada Komite Rakyat provinsi dan kota-kota yang dikelola pusat tentang penguatan pencegahan dan pengendalian campak.
Untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit, serta meminimalisir risiko wabah penyakit campak di masa mendatang, Kementerian Kesehatan meminta kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten/Kota di tingkat pusat agar mengarahkan unit-unit terkait guna memperkuat pengawasan dan pendeteksian dini kasus campak di masyarakat serta sarana pemeriksaan dan pengobatan; dan melaksanakan langkah-langkah penanganan wabah secara tuntas segera setelah ditemukan kasus.
Menurut Departemen Kedokteran Pencegahan, campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus campak. Untuk mencegah campak secara proaktif, Departemen Kedokteran Pencegahan merekomendasikan agar masyarakat:
Ambil inisiatif untuk membawa anak-anak Anda yang berusia 9 bulan yang belum divaksinasi campak atau yang berusia 18 bulan yang belum menerima 2 dosis vaksin campak ke pos kesehatan masyarakat atau kecamatan untuk mendapatkan vaksinasi campak.
Jika ditemukan tanda-tanda demam, batuk, pilek, dan ruam, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan yang tepat waktu guna mencegah komplikasi dan perkembangan campak yang parah. Batasi membawa anak ke rumah sakit besar untuk menghindari infeksi campak dari rumah sakit.
Campak sangat menular, jangan biarkan anak-anak mendekati atau bersentuhan dengan anak-anak yang diduga menderita campak. Cuci tangan Anda sesering mungkin dengan sabun saat merawat anak-anak dan pastikan langkah-langkah untuk meningkatkan gizi anak-anak.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)