Pada sore hari tanggal 26 Agustus, pada konferensi untuk merangkum tahun ajaran 2022-2023 dan menyebarkan tugas-tugas utama untuk tahun ajaran 2023-2024 di sektor pendidikan tinggi, Bapak Nguyen Duc Cuong - Kepala Inspektur Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengatakan bahwa tahun ini, keputusan untuk memberikan sanksi pelanggaran administratif lebih banyak daripada tahun 2021.
"Jika pada tahun 2021 Inspektorat Kementerian mengeluarkan 28 keputusan sanksi administratif, maka sejak tahun 2022 hingga September 2023, kami mengeluarkan 94 keputusan sanksi administratif. Pelanggaran tersebut terutama terkait dengan penerimaan, pembukaan jurusan pelatihan, dan pemeliharaan persyaratan pembukaan jurusan," ujar Bapak Cuong.
Bapak Nguyen Duc Cuong - Kepala Inspektur Kementerian Pendidikan dan Pelatihan.
Pelanggaran terjadi di berbagai bidang kegiatan dan bidang pendidikan . Sekolah tidak memenuhi syarat untuk menjadi otonom tetapi tetap menjalankan otonomi dalam membuka kursus pelatihan. Dewan sekolah belum menyelesaikan penyusunannya sesuai peraturan; belum mengembangkan dan menyetujui proyek posisi pekerjaan; dan belum menyelesaikan dewan direksi tepat waktu.
Di samping itu, masih banyak unit kerja yang belum menyusun dan menerbitkan dokumen serta ketentuan sesuai kewenangannya atau belum menerbitkan dokumen serta ketentuan secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, terutama ketentuan tentang penyelenggaraan kegiatan dan keuangan; masih terjadi pelanggaran ketentuan dalam rekrutmen, pengangkatan, pengangkatan kembali, pelatihan, dan pengembangan kader serta PNS.
Di samping itu, beberapa sekolah telah menetapkan target pendaftaran dan mengatur pendaftaran untuk jenjang yang tidak sesuai dengan peraturan; belum memastikan ketentuan untuk membuka jurusan dan memelihara jurusan pelatihan; belum memastikan standar program pelatihan; belum mengatur dan mengelola pelatihan untuk jenjang dan metode pelatihan secara ketat, dan belum memastikan volume pengajaran; belum mengelola catatan ijazah dan sertifikat dengan benar, belum memperbarui informasi lengkap, dan telah menandatangani sertifikat dengan otoritas yang salah...
Beberapa lembaga pendidikan belum mempublikasikan atau belum mempublikasikan informasi secara lengkap sebagaimana diwajibkan, terutama informasi mengenai ketentuan penjaminan mutu, biaya kuliah, pendaftaran, serta informasi mengenai gelar dan sertifikat. Kegiatan penilaian mutu pendidikan belum banyak mendapat perhatian, terlalu formalistik, dan masih terdapat beberapa kegiatan yang bersifat formalistik.
Terkait pelanggaran peraturan dalam pengelolaan keuangan, perwakilan Inspektorat Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menyatakan bahwa beberapa unit pelatihan belum melaksanakan penerimaan, pengeluaran, dan alokasi dana sesuai ketentuan. Hasil pencairan belum sesuai jadwal. Khususnya, pengelolaan data kemahasiswaan, penerapan kebijakan kemahasiswaan, beasiswa, biaya pendidikan, dan pembebasan biaya pendidikan belum dilaksanakan dengan baik.
Delegasi yang menghadiri konferensi ringkasan tahun ajaran 2022-2023.
Terkait pelanggaran dalam kegiatan manajemen dan pendidikan, Bapak Cuong mengatakan bahwa penyebabnya mungkin berasal dari lembaga pengelola pendidikan negara. Khususnya, sistem dokumen hukum yang mengatur pendidikan tinggi masih memiliki kekurangan; penerbitan peraturan dan dokumen panduan masih lambat... Beberapa perguruan tinggi belum memahami otonomi perguruan tinggi dengan benar, sehingga belum menerapkannya dengan baik.
"Menghadapi situasi di atas, perlu dilakukan penyempurnaan sistem dokumen hukum pendidikan tinggi dan penguatan kapasitas aparatur yang bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan oleh negara. Di sisi perguruan tinggi, unit-unit perlu menyempurnakan kelembagaan internalnya; menerapkan secara ketat peraturan perundang-undangan dan dokumen panduan Kementerian terkait penerimaan dan pelatihan; serta memperkuat pengawasan dan pengendalian internal," tegas Bapak Cuong.
Lam Ngoc
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)