Alat musik dan peralatan audio dibakar di provinsi Herat, Afghanistan pada tanggal 29 Juli.
Kantor berita AFP melaporkan pada tanggal 30 Juli bahwa pejabat Afghanistan di bawah pimpinan Taliban telah membakar peralatan musik dan audio yang disita di provinsi Herat, setelah menyimpulkan bahwa peralatan tersebut memiliki moral yang buruk.
"Mempromosikan musik yang merusak moralitas dan memainkan musik akan menyesatkan generasi muda," kata Aziz al-Rahman al-Muhajir, direktur Departemen Pengembangan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di Herat.
Sejak mengambil alih kekuasaan di negara Timur Tengah ini pada Agustus 2021, pemerintahan Taliban telah memberlakukan banyak hukum yang keras, termasuk melarang musik di tempat umum.
Taliban larang perempuan berdandan, 12.000 salon kecantikan kemungkinan tutup
Perusakan dimulai pada 29 Juli, dengan sejumlah besar peralatan musik dibakar. Sebagian besar peralatan tersebut disita dari tempat-tempat pernikahan di Herat. Di antara barang-barang yang disita terdapat sebuah gitar, dua alat musik gesek lainnya, sebuah harmonium, dan sebuah tabla, serta amplifier dan pengeras suara.
Di bawah Taliban, perempuan di Afghanistan tunduk pada sejumlah peraturan pemerintah baru. Mereka tidak diizinkan tampil di depan umum tanpa jilbab. Perempuan dilarang bersekolah dan dilarang memasuki taman, taman bermain umum, dan pusat kebugaran.
Pada tanggal 4 Juli, Reuters melaporkan bahwa pemerintah Taliban memerintahkan salon kecantikan untuk tutup selama sebulan, dalam langkah terbaru untuk membatasi akses perempuan ke tempat umum.
Pemerintah Taliban menyatakan menghormati hak-hak perempuan sesuai interpretasinya terhadap hukum Islam dan adat istiadat Afghanistan. Tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban sejak mereka kembali berkuasa.
Sementara itu, AS dan banyak negara Barat berusaha memberikan tekanan, setelah mengkritik Taliban karena melanggar hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)