Menurut OAG, rute 105 menit antara Hong Kong dan Taipei (Taiwan, Cina) menduduki peringkat teratas rute penerbangan internasional tersibuk di dunia pada tahun 2024, dengan 6.781.577 kursi terjual.
Rute yang melintasi gedung pencakar langit Hong Kong dan Taipei ini merupakan rute penerbangan tersibuk di dunia pada tahun 2024. (Foto: Getty Images)
Kairo-Jeddah berada di posisi kedua dalam daftar, dengan hampir 5,5 juta kursi terjual. Rute antara kedua kota Mesir dan Arab Saudi ini telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama lima tahun terakhir, naik dari posisi ke-14 pada tahun 2019 menjadi posisi kedua pada tahun 2023 dan 2024.
Ibu kota Korea Selatan, Seoul menempati dua tempat, dengan rute ke Jepang termasuk Tokyo Narita (ke-3) dan Osaka Kansai (ke-5).
Bandara Changi Singapura menempati tiga posisi dalam 10 teratas, dengan rute ke Kuala Lumpur di Malaysia (ke-4), Jakarta di Indonesia (ke-8), dan Bangkok di Thailand (ke-9).
Peringkat ke-7 adalah rute di Asia dengan penerbangan Bangkok - Hong Kong.
Posisi yang tersisa di 10 teratas adalah Dubai (UEA) - Riyadh (Arab Saudi) di tempat ke-6, Bangkok - Hong Kong di tempat ke-7 dan New York JFK (AS) - London Heathrow (Inggris) di tempat ke-10.
Dalam hal rute domestik, tiga rute teratas dunia semuanya berada di Asia: Jeju Internasional - Seoul Gimpo di Korea Selatan; Sapporo New Chitose - Tokyo Haneda dan Fukuoka - Tokyo Haneda di Jepang.
Rute Jeju - Seoul terus memegang gelar rute penerbangan domestik tersibuk di dunia, dengan 14,2 juta kursi, setara dengan hampir 39.000 kursi terjual per hari.
Menurut siaran pers OAG, perjalanan udara telah meningkat pesat selama setahun terakhir. Misalnya, rute utama Hong Kong-Taipei meningkat dari 4,9 juta kursi pada tahun 2023 menjadi hampir 6,8 juta; rute Kairo-Jeddah meningkat sebesar 1,3 juta dibandingkan tahun lalu.
Semua rute Asia- Pasifik mengalami pertumbuhan signifikan.
Namun, ini adalah kabar buruk bagi Bumi. Menurut Kelompok Aksi Transportasi Udara, pada tahun 2022, industri penerbangan menyumbang 2,1% emisi karbon buatan manusia global dan 3,5% emisi gas rumah kaca secara keseluruhan.
Saat itu, Matteo Mirolo dari Transport & Environment, sebuah kelompok yang mengkampanyekan transportasi yang lebih bersih, memperingatkan bahwa perluasan industri penerbangan merupakan “sinyal yang mengkhawatirkan”.
“Jika kita tidak bertindak sekarang, dalam beberapa tahun ke depan penerbangan akan menjadi salah satu penghasil emisi terbesar,” kata Bapak Mirolo.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/tuyen-bay-nao-dat-khach-nhat-the-gioi-nam-2024-ar914601.html
Komentar (0)